3 Alasan Fakhri Husaini Tolak jadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia

Kamis, 09 Januari 2020 – 08:42 WIB
Fakhri Husaini. Foto: PSSI

jpnn.com, JAKARTA - Fakhri Husaini secara tegas menolak permintaan PSSI agar dirinya menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia, mendampingi Shin Tae-Yong.

Mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19 itu meminta PSSI agar tidak lagi merayunya untuk mengisi posisi itu.

BACA JUGA: Jadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto akan Belajar Bahasa Korea

“Sekitar tanggal 6 November 2019, Bang Danur (Direktur Teknik PSSI Danurwindo) sudah menemui saya di Jakarta. Saya sudah mengatakan tidak mau menjadi asisten pelatih. Jawaban saya sudah final,” kata Fakhri kepada Antara di Jakarta, Rabu (8/1).

PSSI memang terus membujuk Fakhri agar mau membantu pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-Yong sebagai asisten pelatih.

BACA JUGA: Sederet Beban Berat Shin Tae-yong, Optimistis Timnas Indonesia Moncer

Wakil Ketua Umum PSSI Mayjen TNI Cucu Somantri, Rabu (8/1), mengaku langsung akan mejumpai Fakhri, rencananya pada Jumat (10/1) di tempat yang dirahasiakan.

“Untuk apa petinggi PSSI menemui saya lagi? Kan Bang Danur sudah wakili PSSI. Sudahlah, mereka sudah temukan pelatih yang cocok, tinggal cari asisten pelatih lain saja,” kata Fakhri.

BACA JUGA: Ketua KPU: Wahyu Dikeluarkan dari Pesawat

Pria berusia 54 tahun itu menyebut ada beberapa alasan dia menolak menjadi asisten Shin Tae-Yong.

Pertama, PSSI melalui Danurwindo tidak bisa memberikan alasan yang memuaskan terkait penunjukan Fakhri sebagai asisten Shin Tae-Yong.

Hal itu membuat Fakhri beranggapan bahwa PSSI menawarkan posisi asisten karena statusnya sebagai pelatih lokal.

“Kalau misalnya saya dianggap tak mampu tangani tim, saya menganggap mereka melecehkan saya sebagai pelatih lokal. Kecuali kami gagal kemarin di kualifikasi Piala Asia U-19 atau lolos ke putaran final sebagai runner up terbaik atau lolos dengan tersandung-sandung, okelah. Saya tidak melihat alasan seperti itu," papar Fakhri.

Kedua, Fakhri tidak ingin meninggalkan jajaran asisten, “kit man” dan ofisial timnas U-19 yang membantunya sepanjang 2019. Pelatih asal Aceh ini tidak ingin terkesan menyelamatkan diri sendiri.

Ketiga, pelatih yang membawa Indonesia juara Piala AFF U-16 2018 tersebut menilai posisi asisten pelatih tidak memberikan tantangan dalam karier dia.

“Kalau saya mau berpikir enak, berpikir nyaman, saya akan menerima jabatan itu. Jabatan asisten pelatih itu paling enak. Andai tim gagal, dia tidak diapa-apakan orang, ngumpet di balik ketiak pelatih kepala. Saya tidak akan melakukan itu meski dari awal siap menerima resiko apa pun itu,” tutur Fakhri.

PSSI baru menunjuk dua orang pelatih asal Indonesia yaitu Indra Sjafri dan Nova Arianto untuk membantu Shin Tae-Yong dalam tim nasional sebagai asisten.

Terkait Fakhri Husaini, karyawan PT Pupuk Kaltim, Bontang, ini memang mencatat prestasi apik sebagai pelatih kepala timnas U-16 dan U-19 Indonesia dalam rentang tahun 2017-2019.

Selain membawa skuatnya menjuarai Piala AFF U-16 2018 dan lolos ke Piala AFF U-19 2020 sebagai juara grup fase kualifikasi, Fakhri juga mengantarkan timnya ke perempat final Piala Asia U-16 2018. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler