jpnn.com, JAKARTA - BANYAK orang suka mengonsumsi kentang goreng. Hal ini karena kentang goreng memiliki rasa yang lezat dan sedikit asin.
Namun, kentang goreng juga telah lama diketahui sebagai salah satu makanan yang berbahaya untuk kesehatan tubuh.
BACA JUGA: 7 Manfaat Rutin Mengonsumsi Anggur, Bantu Cegah Serangan Penyakit Ini
Hal ini karena cara mengolahnya dengan menggoreng, makanan yang satu ini justru memiliki risiko yang membahayakan kesehatan.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: Bahaya yang Mengintai Pada Kentang Goreng
1. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Salah satu bahaya mengonsumsi kentang goreng berlebihan, yakni bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pasalnya, kentang goreng yang menggunakan minyak mengandung lemak jenuh.
BACA JUGA: Asal Kentang Goreng di Restoran Cepat Saji Dipertanyakan
Selain itu, ada beberapa olahan kentang menggunakan margarin dan mentega yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh.
Kandungan lemak tersebut tentunya bisa meningkatkan kolesterol yang akan menyumbat pembuluh darah.
Kondisi tersebut akhirnya membuat jantung memompa lebih keras, dan risiko penyakit jantung meningkat.
Seperti nyeri dada, jantung koroner, serangan jantung, hingga gagal jantung.
2. Membuat gula darah naik drastis
Salah satu bahaya mengonsumsi kentang goreng berlebihan, yakni bisa membuat gula darah melonjak.
Pasalnya, kandungan utama kentang adalah karbohidrat pati yang akan dicerna tubuh dan diubah menjadi gula.
Selain itu, jumlah pati yang tinggi akan membuat gula di dalam tubuh pun meningkat drastis.
Kondisi tersebut tentunya bisa membahayakan orang yang menderita diabetes.
3. Risiko kematian lebih cepat
Salah satu bahaya mengonsumsi kentang goreng berlebihan, yakni bisa meningkatkan risiko kematian lebih cepat.
Menurut riset, bahwa makan kentang goreng lebih dari dua kali seminggu bisa meningkatkan risiko kematian hingga dua kali lipat.
Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, seperti kentang goreng meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga obesitas.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany