jpnn.com, JAKARTA - Nasib tragis dialami klub legendaris Indonesia, Persipura Jayapura. Meski menang 3-0 kontra Persita Tangerang pada laga terakhir Liga 1 2021/22, Mutiara Hitam tetap terdegradasi ke Liga 2.
Momen dramatis itu tercipta di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, Kamis (31/3).
BACA JUGA: Saddil Ramdani tak Diizinkan Gabung Timnas U-23, Upaya Malaysia Sabotase Skuad Garuda?
Pada laga itu, Persipura mengemban misi yang terbilang cukup sulit. Selain wajib menang, mereka juga berharap dua tim pesaingnya, yakni PSS Sleman dan Barito Putera kalah.
Malang tak dapat ditolak, kemenangan 3-0 Persipura atas Persita menjadi sia-sia karena Barito Putera imbang 1-1 kontra Persib Bandung, sementara PSS menang 1-0 lawan Persija Jakarta.
BACA JUGA: Jadwal Drawing Piala Dunia 2022: Jam Tayang, Fakta Menarik, dan Sistem Pembagian
Situasi itu membuat Ricardo Salampessy dan kawan-kawan finis di posisi ke-16 dengan 36 poin, sama dengan milik Barito Putera.
Namun, Laskar Antasari unggul head to head atas Mutiara Hitam sehingga mereka berhak bercokol di peringkat 15 alias zona aman.
BACA JUGA: Chile Gagal Lolos ke Piala Dunia 2022, Akhir dari Generasi Emas La Roja?
Dengan begitu, Persipura mau tidak mau harus mengucapkan selamat tinggal kepada Liga 1 dan harus berjuang di Liga 2 musim depan.
Ini kali pertama Persipura terdegradasi dari kasta tertinggi sepak bola Indonesia sejak Liga dimulai pada 1994/95.
Ada sejumlah biang kerok yang membuat anak-anak Jayapura terdampar ke Liga 2. Berikut Jpnn.com telah menghimpun tiga di antaranya.
1. Ditinggal Sosok Pemimpin
Persipura sudah ditimpa masalah pada awal musim. Dua pemain veteran mereka, Boaz Solossa dan Tinus Pae terpaksa dicoret karena tindakan indisipliner.
Kepergian dua pemain senior itu membuat Persipura kehilangan sosok pemimpin dalam tim. Terlebih musim ini mereka banyak mengandalkan pemain muda.
Alhasil, penampilan Persipura jauh dari kata konsisten, bahkan cenderung sulit berkembang. Tinus Pae memang sempat kembali pada putaran kedua, tetapi itu sudah terlambat.
2. Regenarasi Kurang Berhasil
Selain Ramai Rumakiek dan Todd Ferre, praktis tak ada nama pemain muda Persipura yang menonjol. Mereka juga lebih banyak bertopang kepada pemain senior, seperti Nelson Alom, Ian Kabes, dan Ricardo Salampessy.
Ricky Cawor memang sempat tampil mengejutkan di putaran kedua. Namun, itu terkesan sudah terlambat. Skuad Persipura Jayapura masih berharap banyak kepada pemain senior.
3. Pemain Asing Kurang Maksimal
Ketika Persipura ditinggal beberapa pemain penting, kehadiran bintang impor seharusnya bisa menguatkan mereka.
Sejumlah pemain asing, seperti Yevhen Bokhashvili, Henrique Motta, hingga Takuya Matsunaga justru tampil kurang mengigit.
Yevhen yang diharapkan menjadi komando di lini depan tampil mandul dan baru mencetak gol pertamanya pada pekan ke-16 Liga 1 2021/22.
Adapun Motta dan Matsunaga kerap diganggu cedera sehingga penampilannya tidak begitu maksimal.
Persipura coba mendatangkan Ramiro Fergonzi pada putaran kedua. Namun, bomber asal Argentina itu juga tampil mandul. Dia hanya mengemas tiga gol dari 14 penampilannya.(mcr15/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Orleans Masters 2022: Menggila, Christian Adinata Bantai Wakil India Dalam 30 Menit
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib