jpnn.com - SERANG - Aksi mogok kerja terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, Senin (16/3). Sejumlah dokter spesialis memilih mogok karena insentif tak dibayarkan manajemen.
Kabarnya, penunggakan insentif tersebut sudah berlangsung selama tiga bulan. Aksi mogok itu kian menyudutkan RSUD Banteng yang dianggap memiliki pengelolaan yang buruk.
BACA JUGA: Lobster Dibatasi, Nelayan Buru Bawal
”Pengelolaan RSUD Banten masih kacau. Buktinya, insentif para dokter selama tiga bulan belum dibayar. Bahkan, meski Sekda sudah meroformasi komposisi RSUD, untuk jasa medis saja sejauh ini manajemen tidak transparan,” ujar salah satu sumber INDOPOS (JPNN Group) yang enggan disebut namanya.
Dia menambahkan, sebelum atau sesudah reformasi birokrasi kondisi RSUD Banten tak jauh berbeda dalam pengelolaannya. Hendarto yang diangkat menjadi Dirut RSUD Banten untuk melakukan pembenahan malah mengajukan pengunduran diri.
BACA JUGA: Woow.. Bule Bantu Pembangunan Jembatan Cikadu Rp 78 Juta
Sementara, Plt Gubernur Banten, Rano Karno malah kaget saat dimintai komentar soal aksi mogok tersebut. Dia mengaku belum mengetahui informasi mogoknya dokter RSUD Banten. ”Coba nanti saya cek,” kata Rano Karno singkat, kemarin. (bud/jos/jpnn)
BACA JUGA: Pembatasan Penjualan Kondom di Bengkulu Panen Kecaman
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencuri Sapi Punya Ilmu Kebal, Begitu Didor Tak Melawan
Redaktur : Tim Redaksi