3 Indikator Guru Profesional menurut Sekjen Kemenag

Selasa, 07 Januari 2020 – 18:36 WIB
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: Radar Madiun/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Kementerian Agama M Nur Kholis Setiawan meminta seluruh guru  meningkatkan profesionalitas seiring perubahan ujian nasional (UN).

"Penghapusan UN oleh pemerintah harus diikuti dengan kualitas guru. Guru harus lebih profesional," kata Nur Kholis, Selasa (7/1). Dia menyebutkan ada tiga indikator guru profesional.

BACA JUGA: Sudah Saatnya Guru PNS di Sekolah Swasta Dikembalikan ke Negeri

Pertama, guru profesional bisa memberikan sesuatu yang lebih bagi peserta didik. Peserta didik milenial terbiasa hidup dengan perkembangan teknologi sebagai sumber keilmuan. Teknologi menjadi ruang tanpa batas bagi mereka dalam menggali ilmu dan wawasan.

“Kalau kita sekarang hidup dalam dunia teknologi, tentu peserta didik punya wawasan yang luas. Kalau seorang pendidik tidak bisa memberikan sesuatu yang lebih bagi peserta didik, berarti proses belajar mengajar tidak berhasil,” tuturnya.

BACA JUGA: Guru Harus Punya Izin Praktik Mengajar

Kedua, guru profesional mampu menjadi motivator. Betapapun peserta didik itu luas pengetahuannya dalam teknologi informasi, tetapi mereka lemah dalam pengalaman.

Guru harus bisa memberikan semangat pada peserta didik untuk terus memperkaya pengalaman hidup.

BACA JUGA: Menanggapi Omongan Anies Baswedan, Ruhut Sitompul Ungkit Pilkada

“Pengalaman orang tua sebagai guru bisa dikompilasi menjadi penyemangat bagi peserta didik, agar lebih sukses dari guru-guru,” tambah Sekjen.

Ketiga, guru profesional bisa menjadi uswah, teladan bagi peserta didik. Guru harus bisa menjadi figur yang lebih dari murid. Dari sinilah nantinya akan ada moment yang tak terlupakan, hingga lahir sosok seorang guru teladan.

“Tiga hal ini bisa dilakukan oleh guru atau pendidik di madrasah dan dengan sepenuh hati,” harapnya.

Bagi Nur Kholis, seorang pendidik harus tetap semangat, penuh dedikasi, apa yang dilakukan sebagai pendidik senantiasa bernilai ibadah. Karena beribadah, maka pendidik akan bekerja dengan sepenuh hati.

“Pendidikan sejatinya menjadi wasilah mengantarkan para peserta didik menjadi manusia yang berkualitas dan bermartabat kemanusiaan,” pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler