jpnn.com, JAKARTA - Perjuangan Ketua Umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih mendapatkan status aparatur sipil negara (ASN) berakhir dengan bahagia.
Ini setelah Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan Heti lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun anggaran 2023.
BACA JUGA: Mulai Pengisian DRH NIP PPPK Guru 2023, BKN: 9 Dokumen Wajib Diunggah Peserta
Rasa haru membuncah, air mata guru honorer negeri yang sudah mengabdi sejak 2006 ini pun tumpah.
Dia kini bisa merasakan seperti dialami rekan-rekan seperjuangannya yang sudah lebih dahulu lulus seleksi PPPK 2022.
BACA JUGA: Status PPPK Dambaan Jutaan Honorer, tetapi HG Sungguh Nekat, Terancam Dipecat
Pada seleksi PPPK guru 2021, Heti lulus murni dengan nilai tanpa afirmasi. Sejatinya, Heti bisa diangkat PPPK, tetapi takdir berkata lain.
Heti dan 198 ribuan guru lulus PG dinyatakan tidak lolos karena tiada formasi untuk mereka.
BACA JUGA: 5 Info Penting Pengumuman Kelulusan PPPK Guru 2023, Jam Berapa? Ini Jawaban 2 Pejabat BKN
Ya, mereka menjadi korban kebijakan pemerintah yang membuat guru-guru cerdas itu malah tidak terakomodasi.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kemudian mengubah kembali kebijakan pada seleksi PPPK guru 2022 yang memasukkan guru honorer prioritas dua (P2) dan P3 hanya dengan tes observasi.
Heti kembali mengikuti seleksi dengan tetap menjalankan aksi turun ke jalan serta lobi-lobi ke pusat.
Hasil perjuangan Heti bersama rekan-rekannya itu membuahkan hasil dengan lahirnya regulasi yang tetap memprioritaskan guru lulus PG sebagai prioritas satu (P1) tanpa tes kembali.
Sayangnya, Dewi Fortuna belum berpihak kepada Heti yang kembali gagal di seleksi PPPK guru 2022 sehingga menyisakan 62 ribuan guru.
"Saat itu saya merasakan lelah, putus asa. Namun, saya bangkit lagi karena masih yakin dengan janji Mas Nadiem (Mendikbudristek Nadiem Makarim) dan Prof Nunuk (Dirjen GTK Kemendikbudristek Nunuk Suryani) dan maju lagi di 2023," ungkap Heti kepada JPNN.com, Sabtu (23/12).
Heti pun tidak menyerah dengan keadaan. Pola perjuangan dia ubah dengan lebih persuasif, mendekati pemerintah daerah agar mengusulkan formasi bagi P1.
Berjuang butuh modal, Heti tidak bisa hanya mengandalkan bantuan rekan-rekannya. Dia kasihan karena sesama guru P1, tahu sama tahu pendapatannya tidak seberapa.
Perempuan berusia 41 tahun ini pun pontang panting menjalani pekerjaan sambilan.
Apa pun dia kerjakan asal ada tambahan pemasukan, mulai dari jualan produk-produk UMKM secara online hingga menjadi pengemudinya online.
"Kalau ditanya apakah malu? Ya, enggaklah, inikan pekerjaan halal," cetusnya.
Kini, perjuangan Heti sejak 2021 berbuah manis. Tahun ini dia lulus PPPK guru 2023 dan masuk program pendidikan profesi guru (PPG).
Walaupun dinyalakan lulus, Heti mengaku belum lengkap kebahagiaannya. Dia masih ingat 12 ribuan guru P1 yang masih tersisa tahun ini.
Heti berharap semua P1 akan tuntas para seleksi PPPK 2024.
"Insyaallah kami akan mengawal teman-teman P1 yang belum lulus tahun ini. Saya juga mengimbau rekan-rekan yang sudah lulus jangan meninggalkan sisa P1," pungkas Heti Kustrianingsih. (esy/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad