jpnn.com, JAKARTA - Segudang pertanyaan tentu tebersit ketika ingin membangun bisnis rintisan (startup) dari nol. Mulai dari produk atau jasa yang ditawarkan hingga paling krusial ialah modal.
Co-Founder Dusdusan.com Christian Kustedi ingin berbagi bagaimana membangun perusahaan rintisan terkait keterbatasan modal yang dimiliki.
BACA JUGA: Amar Bank Wujudkan Lingkungan Kerja Inspiratif
- Menunda Reward
Menurut Kustedi, menunda reward maksudnya dalam arti menunda mengeluarkan biaya yang tidak berdampak langsung bagi percepatan pertumbuhan bisnis.
BACA JUGA: Jumlah Startup di Indonesia Melonjak
BACA JUGA: Tumbuhkan Startup Milenial, IndosatM2 Gandeng UMM
“Saat pertumbuhan perusahaan cukup signifikan, seringkali founder merasa cukup puas dan mulai masuk mode comfort zone. Mulai tercetus ide pindah ke gedung perkantoran elit atau renovasi kantor, dan lain-lain," kata Kustedi.
"Saya menganjurkan sebaliknya. Ketika bisnis sudah bertumbuh, lihat kembali peta bisnis dan market size yang dituju. Tunda dulu hal-hal yang tidak mempercepat bisnis mencapai visi utamanya. Yang perlu diingat adalah setiap rupiah yang dikeluarkan harus berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.”
BACA JUGA: Pengamat Sambut Positif Rencana Jokowi - Maruf Kembangkan 3.500 Startup
- Sisi Pemasaran
Era digitalisasi ini semakin banyak marketing tools yang tersedia, salah satunya media sosial. Dibanding dengan metode pemasaran konvensional, pemasaran digital relatif memiliki keunggulan lebih cepat, efisien, mempunyai target yang jelas dan dapat dipantau secara real time.
“Setiap rupiah yang kita punya sangat berarti untuk bertahan di era digitalisasi ini. Dalam segi pemasaran, gunakan plaform-platform beriklan yang bisa diawasi dengan mudah dan jelas, misal Facebook dan Google Ads,” tambah Kustedi.
- Zero Strategy
Zero strategy, menurut Kustedi, dalam hal ini ialah strategi untuk memperbesar kapasitas bisnis dengan zero budget.
Pertama, bentuk mindset apa yang bisa dilakukan untuk membesarkan bisnis, baik secara awareness maupun revenue, tanpa menggunakan budget sama sekali, alias nol rupiah.
“Salah satu metode yang sangat efektif saat ini adalah dengan menggerakan “user” Anda, baik secara online maupun secara offline. Pikirkan strategi bagaimana caranya user Anda bisa menciptakan user baru. Apakah perlu membuat loyalty program? Apakah efektif menjalankan referral program? Dan apakah membuat campaign yang sifatnya user-generated content masih memiliki dampak signifikan?” tandas dia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maruf Amin Estimasikan 3.500 Startup Sampai Tahun 2024
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha