jpnn.com, JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan digital literacy di tingkat mahasiswa dan tenaga pengajar, Indosat Mega Media (IM2) menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Tujuannya untuk menumbuhkan startup milenial di tengah-tengah kalangan mahasiswa seiring perkembangan pesat teknologi digital.
BACA JUGA: Pengamat Sambut Positif Rencana Jokowi - Maruf Kembangkan 3.500 Startup
Presiden Director & CEO IndosatM2 Hari Sukmono, menjelaskan kerja sama dengan UMM ini meliputi dukungan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan vokasi dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur jaringan ICT (Information and Communication Technologies).
“Juga dengan terlibat aktif dalam penyusunan kurikulum pendidikan vokasi, penyediaan praktisi industri sebagai pengisi materi, penyiapan tempat praktik kerja lapangan/pemagangan, penyediaan supervisor dan tugas akhir, penyediaan laboratorium, serta pengembangan IPTEK dan Sains,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (20/3).
BACA JUGA: Maruf Amin Estimasikan 3.500 Startup Sampai Tahun 2024
Sukmono mengatakan, kerja sama itu juga berbarengan dengan peluncuran Future Digital Economy Lab Indosat Ooredoo bersama dengan 9 Universitas yang ada di Indonesia.
“Kerja sama Indosat Ooredoo Group dengan berbagai universitas bertujuan untuk memberikan semangat dan pengetahuan bagi para mahasiswa untuk memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat,” ucapnya.
BACA JUGA: Diaz Hendropriyono: Generasi Milenial Jangan Ragu Dirikan Startup
Dalam kerja sama antara UMM dan IndosatM2 yang ditandatangani Senin (18/3), IndosatM2 juga men-challenge para mahasiswa untuk melahirkan startup milenial yang memberikan solusi bagi masyarakat luas. Startup milenial juga menjadi salah satu topik dalam Seminar Digital Literacy & Innovation yang digelar oleh IndosatM2 dan UMM.
Literasi digital sendiri terdiri dari tiga aktivitas, yakni menemukan, mengevaluasi dan mengonsumsi konten digital, membuat konten digital, serta berkomunikasi atau membagikannya. Atau dalam pengertian lain yakni kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis.
Belum juga usai Industri 4.0, dunia mulai dihadapkan dengan Industri 5.0 atau era masyarakat cerdas (smart society). Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan juga harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era ini.
Dekan Fakultas Teknik UMM Dr. Ahmad Mubin, ST., MT saat sambutan pembuka acara bertema “Startup Milenial Berkemajuan” ini menyatakan perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan juga harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era ini.
Demikian Smart University tidak hanya menunjang proses belajar-mengajar, tapi juga mendukung Decision Support System (DSS) yang membantu seorang pimpinan membuat keputusan.
BACA JUGA: Bersiap Hadapi Era 4.0, Kemenperin Mulai Ukur Ratusan Industri
Dalam seminar tersebut, Hari Sukmono menjadi salah satu pembicara, di samping dua pembicara lainnya dari Indosat Ooredoo yakni Denni Murthi dan Agung Hari Purwanto yang menceritakan pengalaman mereka dalam melakukan inovasi digital.
Sementara itu, Agung Hari Purwanto mengatakan seiring perkembangan teknologi digital yang demikian pesat, Indonesia telah melahirkan 4 unicorn, paling banyak di kawasan Asia Tenggara.
“Itu karena kita tinggal di negara yang sangat memungkinkan startup untuk berkembang untuk menjadi besar. Terlebih lagi dengan potensi digital di negeri ini,” pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Cara Investor Tarik Modal dari Startup
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad