jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing meyakini pernyataan Presiden Joko Widodo soal racun kalajengking disikapi berbeda oleh tiga kelompok besar di masyarakat.
Kelompok pertama yang dimotori tokoh oposisi kemungkinan melihat pernyataan itu sebagai peluang untuk menciptakan kesan mantan wali kota Surakarta tersebut hanya seorang pemimpi dan tidak bisa melihat realita di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Jokowi: Nelayan Tidak Kenal Bu Susi, Kebangetan
"Kelompok ini akan berupaya menggoreng pernyataan presiden sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan negatif untuk memengaruhi opini masyarakat lainnya," ujar Emrus kepada JPNN, Selasa (8/5).
Pengajar di Universitas Pelita Harapan ini memprediksi dua kelompok besar masyarakat lainnya tidak setuju dengan pandangan kelompok oposisi.
BACA JUGA: Serius, Jokowi Pengin Ikut Menangkap Buaya
Kelompok kedua yang merupakan pendukung pemerintah diprediksi menangkap secara jernih maksud dari pesan yang disampaikan presiden saat berpidato di hadapan sejumlah kepala daerah beberapa waktu lalu.
Presiden ketika itu menekankan waktu merupakan komoditas yang paling mahal. Banyak orang selama ini terkesan menyia-nyiakan waktu. Karena itu presiden mengajak semua elemen memanfaatkan waktu dengan baik.
BACA JUGA: Racun Kalajengking tak Akan Mampu Gerus Elektabilitas Jokowi
Dalam pidatonya presiden mencontohkan beberapa komoditas lain yang memiliki nilai jual tinggi. Di antaranya racun kalajengking.
"Kelompok ketiga saya kira tidak hanya sekadar menangkap pesan, tapi juga melihat ada peluang bisnis dari paparan presiden. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang optimistis dalam menanggapi sesuatu," katanya.
Direktur Eksekutif EmrusCorner meyakini ahli pertanian tentu mengetahui bahwa kalajengking banyak hidup di Indonesia dan tersebar dari Sabang sampai Merauke.
"Kalau ini dikelola dengan baik, saya kira dapat menjadi komoditas yang luar biasa dan itu mampu menyejahterakan masyarakat," pungkas Emrus.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Kaget Dengar Curhat Sopir Truk di Istana
Redaktur & Reporter : Ken Girsang