jpnn.com, JAKARTA - BANYAK obat tekanan darah tinggi, yang dikenal sebagai antihipertensi, tersedia di apotik untuk menurunkan tekanan darah tinggi (HBP atau hipertensi).
Ada berbagai kelas obat tekanan darah tinggi dan mereka termasuk sejumlah obat yang berbeda.
BACA JUGA: 3 Suplemen yang Baik Dikonsumsi Penderita Tekanan Darah Tinggi
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Diuretik
BACA JUGA: Apple Watch Bakal Ditanami Pendeteksi Tekanan Darah
Diuretik adalah salah satu golongan obat yang paling sering digunakan dalam pengobatan hipertensi.
Obat ini bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan garam yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.
BACA JUGA: 3 Obat Ini Bagus untuk Penderita Diabetes Lho
Cara kerja obat ini membuat kamu jadi lebih sering buang air kecil.
Terdapat 3 jenis utama dari obat darah tinggi diuretik, yaitu thiazide, potassium-sparing, dan diuretik loop.
2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah obat darah tinggi yang bekerja dengan menurunkan produksi angiotensin.
Contoh obat ACE inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.
3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Serupa dengan ACE inhibitor, obat angiotensin II receptor blocker (ARB) juga bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam tubuh.
Namun, obat ini menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin, sehingga tekanan darah menurun.
Adapun efek samping obat darah tinggi ini, yaitu pusing sesekali, masalah sinus, maag, diare, dan sakit punggung.
Contoh obat ARB: azilsartan (Edarbi), candesartan (Atacand), irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan (Benicar), telmisartan (Micardis), dan valsartan (Diovan).(genpi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Fany