3 Pendorong Kinerja Industri Manufaktur

Senin, 27 Mei 2019 – 11:09 WIB
Ilustrasi pekerja industri. Foto: Rakyat Kalbar/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Optimisme setelah pemilu, Ramadan, dan Lebaran diyakini membuat industri manufaktur dapat tumbuh lebih agresif pada kuartal kedua 2019.

’’Kami yakin lebih tinggi dari pertumbuhan industri di kuartal I yang mencapai 4,8 persen. Kami berharap bisa mendekati 5 persen,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Minggu (26/5).

BACA JUGA: Politikus NasDem: Ramadan Momen Merekatkan yang Retak

Menurut Haris, iklim usaha setelah pemilihan presiden dan anggota legislatif semakin baik setelah sebelumnya para investor memilih wait and see.

BACA JUGA: 2 Pendorong Utama Penjualan Elektronik Membaik

BACA JUGA: Ombudsman: Tidak Ada Lonjakan Harga Pangan Selama Ramadan

Bahkan, menjelang Lebaran, sebagian besar masyarakat membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman serta pakaian.

’’Konsumsi juga akan meningkat dengan adanya tunjangan hari raya (THR) serta gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS),” tuturnya.

BACA JUGA: Tidak Ada Lonjakan Harga Pangan

Selain itu, peredaran uang ke daerah semakin kencang karena banyak masyarakat yang mudik atau pulang kampung.

’’Liburnya panjang sehingga orang bisa belanja lebih besar,’’ imbuhnya.

Haris menambahkan, pertumbuhan industri manufaktur juga terkerek investasi. Diproyeksi, investasi melonjak pada kuartal II. Keyakinan itu pun mengacu tren yang terjadi sejak Pemilu 1992.

’’Pemerintah terus berupaya menciptakan kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang kondusif bagi para investor,” paparnya.

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signifikan bagi total investasi di Indonesia.

Pada triwulan I 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi 18,5 persen atau Rp 16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Sementara itu, pandangan berbeda muncul dari peneliti Indef Bhima Yudhistira.

Menurut dia, kinerja industri manufaktur pada kuartal II justru diproyeksi mengalami perlambatan.

Dia menjelaskan, secara musiman momen Ramadan dan Idulfitri berpotensi membuat pertumbuhan industri manufaktur justru menurun.

Menurut Bhima, pertumbuhan industri manufaktur justru kencang di kuartal I atau menjelang Ramadan.

’’Kenaikan produksi justru tecermin pada kuartal I di mana pengusaha mempersiapkan pasokan barang jadi untuk Lebaran,’’ jelas Bhima.

Pada kuartal II, lanjut Bhima, adanya momen libur panjang membuat produksi tidak optimal. Masa-masa ini biasanya tidak digunakan untuk genjot produksi.

”Pertumbuhan manufaktur pada kuartal II 2019 diperkirakan berkisar 3,3–3,5 persen year-on-year lebih rendah dari kuartal I 2019, yakni 3,86 persen,” pungkasnya. (agf/ken/c17/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulang Tahun di Bulan Ramadan, Mendes Berdoa Begini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler