jpnn.com, JAKARTA - TINGKAT perceraian biasanya tinggi di antara pasangan berusia 20-an. Apa yang menyebabkan hal tersebut?
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: Kominfo Cegah Stunting Lewat Edukasi Risiko Pernikahan Usia Dini
1. Sudah tak lagi percaya
Setiap hubungan tentunya diawali dengan rasa tertarik. Anda mungkin jatuh cinta dengan si dia karena sikapnya yang ramah dan selera humornya.
BACA JUGA: Inilah Data Pernikahan Dini di Kota Malang
Namun, lama-kelamaan, Anda mungkin saja merasa kalau pasangan justru terlalu ramah dengan pria atau wanita lain.
Hal ini kemudian berujung pada rasa cemburu. Akhirnya, argumen dan pertengkaran selalu mewarnai hubungan.
BACA JUGA: 3 Faktor Utama yang Biasanya Menjadi Penyebab Perceraian
Jika Anda atau pasangan merasa tak lagi didukung atau malah diabaikan, bukan tak mungkin hubungan akan penuh dengan konflik, yang berujung pada perceraian.
2. Perselingkuhan
Perselingkuhan adalah salah satu alasan umum dari perceraian.
Ketika seseorang selingkuh, tindakan ini akan menghancurkan kepercayaan pasangannya.
Membangun kepercayaan tidaklah mudah dan perlu waktu yang mungkin tidak sebentar.
Banyak orang yang langsung memilih untuk pisah saat tahu diselingkuhi.
Apabila pasangan mengakui perselingkuhannya, mungkin akan lebih mudah bagi Anda untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua.
Namun, jika mereka tidak mengakui, tidak meminta maaf, mengulanginya berkali-kali, atau tidak berupaya untuk memperbaiki hubungan, itu juga bisa menjadi alasan di balik perceraian.
3. Perilaku pasangan yang buruk
Perilaku pasangan yang buruk adalah salah satu penyebab utama dari kandasnya suatu hubungan.
Misalnya, ketika pasangan masih sering minum-minum, padahal kesehatannya sudah sangat menurun.
Anda sudah berkali-kali memperingatkan, tetapi tak didengar. Anda juga tak melihat adanya upaya dari dirinya untuk memperbaiki diri.
Hal tersebut lambat laun bisa membuat Anda dan pasangan sering beradu pendapat.
Sehingga pertengkaran ini akan berbuntut pada kandasnya hubungan rumah tangga.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa