3 Tahun Pemerintahan Jokowi, Begini Kondisi Ekonomi

Rabu, 18 Oktober 2017 – 06:53 WIB
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) genap tiga tahun pada 20 Oktober 2017.

Di tengah prospek ekonomi global yang belum menentu, sejumlah indikator makro memang masih cukup menjanjikan. Namun, bukan berarti capaian itu tanpa cela.

BACA JUGA: Jokowi Ungkap Alasan Fokus Membangun Infrastruktur

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menuturkan, kendati pertumbuhan ekonomi masih cukup baik, indikator seperti angka kemiskinan dan kesenjangan masih tinggi.

Gini ratio dalam tiga tahun terakhir mengalami stagnasi sehingga masih berada di angka 0,39.

BACA JUGA: Kelola Infrastruktur Transportasi, Kemenhub Gandeng Swasta

Bahkan, jumlah penduduk miskin per Maret tahun ini justru bertambah 6.900 orang. ”Kemudian, share PDB Pulau Jawa masih di atas 55 persen. Hal itu menunjukkan ketimpangan spasial masih lebar antara Jawa dan luar Jawa,” terangnya kemarin.

Bhima mengapresiasi pembangunan infrastruktur yang cukup agresif. ”Tapi, implementasi di lapangan harus diubah. Kerja sama dengan swasta kecil di daerah bisa dilakukan untuk mendorong efektivitas pembangunan infrastruktur,” ujarnya.

BACA JUGA: Rakyat Puas Kinerja Jokowi, nih Komentar Politikus Gerindra

Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, dalam waktu tiga tahun, pertumbuhan ekonomi sampai pemerataan tumbuh positif.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menguraikan, ada beberapa indikator makro yang menunjukkan ekonomi Indonesia terus membaik.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2013 ke 2014 mengalami perlambatan dari 5,56 persen bergerak ke bawah menjadi 5,01 persen.

Kemudian, pada 2015, pertumbuhan ekonomi mulai anjlok di angka 4,88 persen. Tahun berikutnya, kondisi mulai membaik, yakni pertumbuhan ekonomi tercatat di angka 5,02 persen.

sementara itu, tahun ini, hingga semester pertama, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen.

”Tadinya melambat, lalu mulai membaik dan menjadi lebih cepat lagi. Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,2 persen,” harap Darmin di Ruang Rapat Utama Kantor Staf Presiden, Jakarta, kemarin (17/10).

Darmin pun menggarisbawahi realisasi pendapatan per kapita per tahun yang konsisten membaik. Dari data pemerintah, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2014 sebesar Rp 41,92 juta per kapita per tahun.

Jumlah tersebut lantas naik menjadi Rp 47,96 juta per kapita per tahun pada 2016. ”Produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara konsisten membaik,” katanya.

Selain itu, lanjut Darmin, indikator lainnya adalah tingkat inflasi yang cenderung terkendali. Dia menguraikan, dalam tiga tahun ini, laju inflasi menurun dari 4,49 persen secara year-on-year (yoy) pada September 2014 menjadi 3,72 persen pada September tahun ini. Secara konsisten, pemerintah berhasil menjaga angka inflasi di angka 4 persen.

Pemerintah pun menargetkan besaran inflasi dua sampai tiga tahun mendatang bisa berada di kisaran empat persen. ”Sekarang kami mulai di bawah itu (4 persen, Red) secara konsisten,” urainya.

Angka kemiskinan, lanjut Darmin, secara konsisten bergerak turun hingga saat ini dari 10,96 persen menjadi 10,64 persen pada Maret 2017. Namun, indikator tingkat pengangguran belum stabil.

Dia menerangkan, pada Agustus 2014, tingkat pengangguran turun menjadi 5,81 persen, kemudian naik lagi pada Agustus 2015.

”Namun, setelah itu, tingkat pengangguran turun terus sampai dengan Februari 2017 yang sudah berada di angka 5,33 persen,” ujarnya.

Gini ratio, menurut Darmin, juga konsisten turun terus dari September 2014 masih 0,408 menjadi 0,393 pada periode Maret 2017.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menuturkan, selama masa kepemimpinan Presiden Jokowi, realisasi pertumbuhan investasi mencapai 46 persen.

Dalam kurun waktu tersebut, pemerintah telah berhasil merealisasikan investasi dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) periode 2015 hingga semester pertama tahun ini sejumlah Rp 1.494,9 triliun.

Total realisasi investasi tersebut telah menyerap 3,37 juta tenaga kerja dengan jumlah proyek mencapai 75.801 proyek. (ken/c25/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Survei: Masyarakat Puas Pembangunan Infrastruktur


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler