jpnn.com, JAKARTA - Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) sudah memasuki usia ketiga pada tahun ini. Pada awalnya PYC yang berlokasi di Jalan Wijaya IX/12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu digunakan untuk menampung 15 buku referensi, dokumen, informasi, dan berbagai koleksi lukisan serta cenderamata milik mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.
Selanjutnya PYC berkembang menjadi organisasi nirlaba dan independen yang bergerak dalam lingkup penelitian sektor energi dan sumber daya alam, sektor pertahanan dan keamanan, serta kegiatan sosial budaya pada skala lokal, nasional, maupun global.
BACA JUGA: Pencapaian Bauran Energi Nasional Belum Sesuai Target
Ketua Umum PYC Filda C. Yusgiantoro mengatakan, organisasinya telah berkontribusi dan turut serta dalam mengawal perkembangan sektor energi dan sumber daya alam.
“PYC bekerja sama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) melakukan studi strategis wilayah terdepan NKRI di Natuna. PYC juga mendukung penyelenggaraan Festival Mahasiswa ITB (IPFest) untuk meningkatkan prestasi mahasiswa Indonesia,” kata Filda, Minggu (23/6).
Pada 2017, PYC menyelenggarakan konperensi energi internasional yang pertama. Edisi kedua akan diselenggarakan pada November 2019.
Filda menambahkan, PYC juga aktif diundang untuk memberikan pandangan di berbagai perguruan tinggi, dan lembaga pengkajian Lemhannas dan Wantannas.
“Kerja sama dengan berbagai lembaga internasional. Antara lain IPS untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), ERIA untuk perencanaan sektor energi di Bappenas, dan Climateworks untuk masalah lingkungan hidup,” tambah Filda.
Dalam kegiatan sosial budaya, PYC mendukung penuh upaya Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia menjadikan alat musik ansambel kolintang dari Minahasa Sulawesi Utara Indonesia Timur sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Untuk itu, PYC bersama dengan Pinkan Indonesia aktif menampilkan kolintang antara lain di Sydney Opera House Australia, di New Jersey, PBB dan Smithsonian Amerika, di Imperial Hotel Tokyo dalam rangka 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang; dan Pagelaran kesenian Nusantara bersama dengan Jaya Suprana School of Performing Arts di KBRI Bangkok.
“Di samping itu, setiap tahun dalam rangka menyongsong peringatan hari kemerdekaan Indonesia PYC menyelenggarakan lomba catur junior dan aneka ragam kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti jompo Bekasi, vaksinasi difteri dan pemeriksaan mammografi,” imbuhnya.
Inka B. Yusgiantoro menjelaskan, PYC memahami bahwa ketersediaan dan kelengkapan data memiliki peranan penting dalam memahami kondisi dan perkembangan sektor energi dan sumber daya alam.
Namun, data yang disajikan kepada publik kurang interaktif sehingga minat masyarakat untuk menggali informasi rendah.
“Oleh karena itu, PYC berinovasi membuat data center yang memiliki tampilan interaktif dan berharap masyarakat luas dapat mengetahui kondisi saat ini dengan mudah dan ikut mengawal perkembangan sektor yang menjadi nyawa dari bangsa ini,” ujarnya.
Konten dalam PYC Data Center ini terbagi ke dalam tiga kategori, yakni ekonomi, statistik, dan kebijakan.
Konten itu berasal dari berbagai sumber yang kemudian diolah kembali oleh tim peneliti PYC. Ke depan data akan senantiasa diperbarui dan dilengkapi secara berkala.
Luky A. Yusgiantoro menyampaikan buku terbaru terbitan PYC yaitu Ekonomi Energi: Teori dan Aplikasi (2018) yang ditulis bersama dengan Purnomo Yusgiantoro merupakan penyempurnaan dari buku sebelumnya yaitu Ekonomi Energi: Teori dan Praktis (2009).
Buku itu dapat dijadikan referensi bagi para peneliti dan praktisi di sektor energi. Buku ini dipakai sebagai referensi utama di Program Pendidikan Ketahanan Energi di Universitas Pertahanan dan ITB.
“Buku ini menguraikan penggunaan ilmu ekonomi sebagai dasar untuk menganalisa masalah energi pada tataran mikro dan makro. PYC juga menerbitkan Buletin Energi dan Prosiding yang berisi ringkasan dari berbagai kegiatan seminar dan hasil penelitian PYC,” ujarnya.
Saat ini Purnomo Yusgiantoro dalam tahap finalisasi buku terbarunya yang berjudul Jas Merah: Menguak Masa Transisi ESDM (2000-2009). Buku ini nantinya akan diterbitkan oleh PYC.
Buku tersebut bercerita tentang pengalaman Purnomo selama menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2000-2009. (jos/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi