3 Usul Grant Thornton Indonesia untuk Membantu Pemerintah Perkuat Kurs Rupiah

Selasa, 29 November 2022 – 16:36 WIB
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani. Foto: Dok Grant Thornton Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Penguatan USD terhadap mata uang seluruh di dunia berdampak pada inflasi global, hingga risiko resesi global 2023.

Nilai tukar rupiah pada 28 November terkontraksi 49,5 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.722 per USD.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup dengan Posisi Ngeri-Ngeri Sedap

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani membeberkan berbagai penyebab USD terus naik dalam beberapa pekan ini antara lain, karena banyak bank sentral Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga beberapa sepanjang 2022.

Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga tahun ini demi mengatasi kenaikan harga.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup Ambrol, Sebegini Nilai USD

Akibatnya banyak investor mulai mencairkan produk investasi keuangan seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat yang dinilai sangat menguntungkan ketika suku bunga naik.

"Terbukti pada Juli 2022 saja, investor asing yang membeli obligasi pemerintah AS senilai USD 10,2 miliar, sekarang nilainya naik menjadi USD 7,5 triliun," ujar Johanna di Jakarta, Selasa (29/11).

BACA JUGA: Alhamdulilah, Kurs Rupiah Hari Ini Mulai Bangkit, Neraca Perdagangan Surplus

Kemudian, banyaknya investor yang membeli USD untuk membeli obligasi, sehingga permintaan terhadap USD makin meningkat.

Investor juga cenderung membeli dolar sebagai “safe haven” atau aset yang aman saat ekonomi sedang tidak stabil.

"Ditambah banyaknya negara di Eropa dan Asia yang sedang berjuang bangkit dari inflasi, ditambah dengan konflik Ukraina yang masih berkepanjangan," ungkapnya.

Indonesia pun merasakan imbas langsung kenaikan USD dengan kenaikkan harga kebutuhan yang komponennya masih tergantung impor.

"Dipastikan akan melonjak karena bertransaksi menggunakan USD," ujar Johanna.

Selain itu, kata dia, bahan bakar minyak juga merangkak naik harganya karena Indonesia masih mengimpor minyak mentah untuk memenuhi 50 persen kebutuhan minyak nasional. Kenaikan harga sejumlah barang tersebut pun berpotensi mendorong inflasi.

Meski penurunan nilai rupiah merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat Indonesia dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap USD.

Johanna pun mengajak masyarakat ikut meningkatkan nilai rupiah dengan membeli produk dalam negeri.

"Makin tinggi impor maka nilai tukar rupiah semakin lemah. Oleh karena itu, salah satu langkah mudah yang bisa kita lakukan bersama-sama adalah mengurangi pembelian produk impor. Langkah ini juga mampu membantu industri wirausaha tanah air sehingga dapat makin berkembang dan diharapkan mampu mengurangi tingkat pengangguran," bebernya.

Johanna juga meminta masyarakat tak menimbun USD dan menukarnya dengan rupiah.

Sebab, jika itu dilakukan berarti permintaan akan rupiah meningkat. Permintaan meningkat, berarti nilai rupiah semakin menguat.

"Apabila ada beberapa orang yang menyimpan USD sebagai bagian dari portofolio keuangannya, akan sangat membantu apabila mereka menukarkan sebagian dari simpanan USD mereka menjadi rupiah," katanya.

Johanna mengajak masyarakat berinvestasi di dalam negeri

"Walaupun kurs rupiah sedang merosot, bukan berarti seluruh investasi menjadi tidak menguntungkan. Salah satu pilihan adalah berinvestasi aset yang tidak bergantung terhadap kurs USD salah satunya di Surat Utang Negara (SUN)," katanya.

Johanna menyebutkan pPelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini merupakan tantangan yang cukup berat.

"Kita tahu bahwa Indonesia masih berjuang keluar dari jurang inflasi dampak pandemi virus Covid-19 dan juga perang Ukraina - Rusia yang belum kunjung usai," katanya.

Di sisi lain, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan tetap berjalan di tengah pelemahan rupiah terhadap USD dengan menaikkan suku bunga secara bertahap yang akan mendorong kenaikan suku bunga deposito dan suku bunga kredit.

Hal tersebut diharapkan dapat mempengaruhi konsumsi dan investasi di dalam negeri sehingga akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Sebagai warga negara yang baik, sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia saling bahu membahu meringankan dan membantu pemerintah untuk memperkuat kembali nilai tukar Rupiah dengan cara - cara yang paling mudah untuk kita lakukan namun jika dilakukan dengan cukup masif dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," tutup Johanna. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kurs rupiah   rupiah   USD   Ekonomi   investasi   investor  

Terpopuler