30 Persen Warga Jakarta Meninggal Gara-gara Serangan Jantung

Selasa, 01 Juli 2014 – 04:39 WIB

jpnn.com - GAYA hidup tidak sehat ternyata menjadi pemicu utama meningkatnya masyarakat penderita jantung di Jakarta. Diperkirakan hampir 30 persen dari total warga Ibukota meninggal akibat terkena serangan jantung.

"Perubahan gaya hidup sangat berpengaruh dengan penyakit jantung," ujar salah seorang dokter di Rumah Sakit Sahid Sahirman, Yusrahma Nurina, Senin (30/6).

BACA JUGA: Kurang Vitamin D Tingkatkan Risiko Diabetes

Sayangnya, terang Nurina, hanya 1 persen yang mendapatkan pengobatan dan tindakan medis yang tepat. Keterbatasan fasilitas menjadi salah satu pemicu utama tingginya angka kematian akibat serangan jantung. Rumah Sakit Harapan Kita milik pemerintah kerap dibanjiri pasien.

Untuk itu, pihak swasta diimbau untuk ikut berpartisipasi dalam menyediakan rumah sakit yang berstandar tinggi untuk melayani pasien dengan penyakit jantung.

BACA JUGA: Operasi Plastik Membuat Bayi Sulit Mengenali Ibu Mereka

Namun, rumah sakit juga harus mampu menyediakan harga yang mampu dijangkau oleh segala lapisan masyarakat.

"Karena ada periode emas yakni hanya enam jam setelah serangan jantung, setelah itu otot jantung akan rusak permanen. Sehingga pasien harus segera ditangani," ucapnya.

BACA JUGA: Ingin Langsing? Coba Diet Es Batu

Nurina mengingatkan, 30 persen penyakit jantung tanpa gejala. Sementara tiu gejala umum yang sering muncul adalah sakit di bagian dada, serta gangguan irama jantung yang berujung pada serangan jantung dan kematian mendadak. (rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mencegah Kanker dengan Buah Tin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler