jpnn.com - JAKARTA - Penanganan terorisme di Indonesia selama ini hanya pada bagian hilir. Penanganan masih dilakukan secara represif dan hukum.
Padahal menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, KH Hasyim Muzadi, hulu dari persoalan terorisme bermula dari mindset pemikiran keagamaan yang tidak relevan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA: Minus Hanura, KIH Hadiri Uji Kelayakan Capim KPK
"Para ulama di hulu ini kita harapkan melakukan sesuatu dalam koordinasi, bimbingan dan pemenuhan kebutuhan oleh pemerintah," ujarnya dalam konferensi pers rencana kegiatan silaturahmi nasional penguatan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan penanggulangan terorisme dalam ketahanan nasional, di kantor ICIS, Kebayoran Lama, Rabu (3/12).
Menurut Hasyim, belum komprehensifnya penanganan terorisme dari hulu ke hilir, mengakibatkan penanganan represif tanpa mengurai latar belakang pemikiran yang mengakibatkan tindak kekerasan dan teror tersebut.
BACA JUGA: Ini Kata Seskab soal Foto Jokowi-JK tak Dipasang di Ruang DPR
"Seharusnya para ulama dapat difungsikan untuk mengurai pemikiran-pemikiran keras, meluruskannya dan mengembalikan agama secara proporsional yang rahmatan lil alamin," katanya.
Atas dasar pemikiran inilah kemudian, Hasyim menilai silaturahmi nasional perlu digelar dengan menghadirkan pihak-pihak terkait. Mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Badan Intelijen Negara (BIN) dan 300 ulama dari seluruh Indonesia.
BACA JUGA: 39 TKI Korban Penyekapan di Malaysia Dipulangkan
Silaturahmi nasional akan digelar di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Depok pada 6-8 Desember mendatang. Para ulama akan dilibatkaan dalam upaya deteksi dini potensi-potensi terorisme. Selain itu rembuk nasional diharapkan juga dapat menghasilkan rekomendasi, sekaligus evaluasi bagi penanganan terorisme. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpan: Kalau Enggak Mau Hidup Sederhana, Jangan jadi Pejabat
Redaktur : Tim Redaksi