jpnn.com, JAKARTA - Label rekaman legendaris, Lokananta Records akhirnya bangkit lagi setelah vakum merilis musik selama 31 tahun.
Reaktivasi Lokananta Records ditandai dengan peluncuran ajang pencarian bakat musisi bertajuk Bintang Muda Lokananta.
BACA JUGA: Slank Ingin Lokananta Bisa Eksis Lagi
Kabar baik tersebut disampaikan di Surakarta, bertepatan degan hari jadi Lokananta ke-68 tahun baru-baru ini.
Bintang Muda Lokananta melibatkan dewan juri di antaranya Farid Stevy (FSTVLST), Ari Hamzah (eks-Endank Soekamti), dan Topik Sudirman.
BACA JUGA: Lokananta, 15 Maret 1965, dan Koleksi Langka Vinil Genjer-Genjer
Selain mencari bakat, Bintang Muda Lokananta sekaligus inkubasi yang dirancang untuk menemukan musisi pendatang baru dari seluruh Indonesia yang berpotensi menjadi nama besar di kemudian hari.
Para musisi atau grup musik yang terpilih nantinya bakal dikontrak oleh Lokananta Records untuk menjalani sesi inkubasi dan mentoring bersama para profesional industri musik.
BACA JUGA: Revitalisasi Lokananta, Cara Erick Thohir Rawat Upaya Bung Karno Perkuat Budaya Nasional
Musisi terpilih juga akan tampil live dan rekaman di Studio Lokananta, merilis single untuk album kompilasi, hingga melakukan tur promosi dan konser di tiga kota; Yogyakarta, Jakarta, dan Surakarta.
Proses pendaftaran daring musisi dan karya orisinal dibuka mulai 29 Oktober hingga 30 November 2024 melalui situs resmi lokanantabloc.com dan tanpa dipungut biaya apa pun.
"Lokananta Records mulai bangkit kembali pasca hibernasi lebih dari 30 tahun tidak merilis musik baru. Kini siap berburu musisi-musisi pendatang baru terbaik dengan karya-karya esensial melalui program Bintang Muda Lokananta," kata CEO Lokananta, Wendi Putranto.
"Target kami ikut mengorbitkan karya-karya pendatang baru asal Solo Raya dan Jawa Tengah. Saat ini di kancah musik nasional para musisi dari kawasan ini masih jarang terdengar kiprahnya. Mungkin terakhir mendiang Didi Kempot dan Down For Life saja yang kiprahnya bersinar hingga ke luar negeri," sambungnya.
Lokananta Records merupakan label rekaman legendaris milik negara yang telah merilis karya-karya dari para seniman besar musik tanah air sejak 1957 hingga 1993.
Mayoritas rilisan bergenre musik tradisi, daerah, kebangsaan, perjuangan, hingga hiburan. Hiburan merupakan sebutan khas Lokananta Records untuk menyebut genre musik populer Barat sebelum istilah Pop dikenal di Indonesia.
Menurut Profesor Philip Yampolsky, peneliti musik Indonesia asal Amerika Serikat dalam bukunya Lokananta: A Discography of the National Recording Company of Indonesia, 1957-1985, Lokananta Records telah merilis sebanyak 720 album dan 3.400-an lagu dalam format piringan hitam dan kaset.
Sederet maha karya rilisan Lokananta Records di antaranya, Indonesia Raja (Orkes Cosmopolitan), Bengawan Solo (Gesang), Permainan Biola Tunggal (Idris Sardi), Instrumentalia (Bubi Chen & Kwartet), Papaja Cha Cha/Rosita (Titiek Puspa, Sudjuki), Ajo Ngguju (Waldjinah), hingga sederet album karawitan milik maestro Ki Nartosabdho.
Selain berfungsi sebagai label, Lokananta pada awalnya merupakan pabrik piringan hitam, penggandaan kaset, serta studio rekaman yang berada di bawah Departemen Penerangan Republik Indonesia sejak 1956 hingga 2000.
Bintang Muda Lokananta didukung penuh PT Danareksa (Persero) bersama salah satu anggota holding BUMN Danareksa, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Program tersebut merupakan bagian dari upaya revitalisasi Lokananta sebagai destinasi cagar budaya, pusat kreativitas dan inovasi musik, yang segera bertransformasi kembali menjadi pemain kunci dalam ekosistem musik populer Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Danareksa dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang mendukung penuh Bintang Muda Lokananta melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan perseroan dengan pendekatan baru dan berbeda dari kebanyakan; mendukung industri kreatif, khususnya sub-sektor musik," beber Wendi Putranto.
Direktur Utama PPA, M. Teguh Wirahadikusumah mengatakan, PPA tidak hanya berfokus pada kegiatan bisnis, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat.
Menurutnya, Lokananta harus mampu memberikan akses yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas.
"Sehingga salah satu sasaran yang menjadi prioritas kami dalam program Bintang Muda Lokananta adalah peningkatan kualitas pendidikan, berupa inkubasi pendidikan musik, yang harapannya akan berdampak pada ekosistem industri musik di Indonesia," jelasnya.
Corporate Secretary & CSR PT Danareksa (Persero), Agus Widjaja mengapresiasi program Bintang Muda Lokananta yang memberikan kesempatan kepada seluruh musisi potensial dari berbagai kalangan di Indonesia.
"Kami harap melalui BML, reaktivasi Lokananta Records yang merupakan studio musik terbesar dengan nilai sejarah yang tinggi di Indonesia ini, dapat berhasil kembali mencetak talenta berbakat yang menghasilkan karya dan kreasi dalam menambah warna baru di bidang musik," tambahnya.
Adapun Lokananta didirikan pada 29 Oktober 1956 oleh Raden Maladi di Surakarta.
Lokananta awalnya merupakan pabrik piringan hitam, pusat penggandaan musik, studio rekaman hingga label rekaman milik negara di bawah Departemen Penerangan Republik Indonesia yang berperan besar dalam perkembangan sejarah industri musik nasional.
Kini, setelah berada di bawah Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) dan direvitalisasi oleh Perusahaan Pengelola Aset pada 2022, Lokananta telah bertransformasi menjadi destinasi cagar budaya musik, pusat kreativitas dan
inovasi musik yang berkelanjutan di Kota Surakarta.
Lokananta sekarang dikelola oleh PT Ruang Riang Lokananta yang merupakan bagian dari M Bloc Group. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra