315 Daerah Rawan Banjir, 274 Rawan Longsor

Selasa, 20 Januari 2015 – 14:38 WIB
Rumah warga yang terkena banjir. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT)Marwan Jafar, menginstruksikan seluruh desa yang rawan bencana, sedini mungkin melakukan siaga bencana.

Instruksi dikemukakan mengingat kondisi cuaca di Indonesia, yang diperkirakan masih akan diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Sehingga dikhawatirkan berpotensi banjir dan longsor.

BACA JUGA: Mendagri Siap Perbaiki Perppu Pilkada

Apalagi data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memerlihatkan 315 daerah dengan jumlah penduduk 61 juta jiwa, masuk kategori rawan banjir. Dan 274 daerah lainnya dengan jumlah penduduk 124 juta jiwa, rawan musibah longsor.

"Jadi kami instruksikan kepada seluruh desa yang rawan bencana, agar sedini mungkin siaga bencana, menyiapkan action plan untuk menghadapi bencana dan dampaknya" ujar Marwan Jafar, Selasa (20/1).

BACA JUGA: Soal Plt Kapolri, Margarito: Saya Minta Presiden tak Jadi Pengecut

Menurut Marwan, pemerintah setempat maupun masyarakat, perlu belajar dari kejadian sebelumnya. Di mana longsor atau banjir bisa datang secara tiba-tiba. Karena itu diperlukan semacam Posko Desa Siaga Bencana.

Posko bertugas memberikan penyuluhan kepada warga desa agar siap menghadapi bencana, juga memersiapkan seluruh perlengkapan dan peralatan yang diperlukan baik sebelum, saat terjadinya bencana maupun pascabencana.

BACA JUGA: Penggali Kubur Jenazah Om Bob Merinding, Ada Apa?

Semua hal tersebut harus sudah disiapkan sejak sedini mungkin, supaya desa rawan bencana benar-benar siap menghadapi situasi apapun yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba.

"Pembiayaan posko dan berbagai kegiatannya dapat dimusyawarahkan bersama warga desa untuk dibebankan pada dana desa. Karena hal tersebut sifatnya sangat urgent bagi keselamatan desa dan warga," ujarnya.

Marwan juga mengingatkan aparatur desa rawan bencana, sedini mungkin melakukan upaya perlindungan dan penyelamatan aset-aset desa dari dampak bencana. Seperti dokumen-dokumen, kendaraan bermotor, bangunan, dan lain-lain.

"Supaya aset-aset tersebut tidak rusak dan tetap dapat digunakan, sehingga desa tidak perlu mengeluarkan banyak dana lagi untuk memperbaiki atau membeli lagi aset-aset tersebut," katanya.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Pemakaman, Cornelia Agatha: Om Bob Dekat dengan Saya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler