3.200 Ha Sawah di Karawang Tak Terairi, Bupati Cellica Nurrachadiana Mengajukan Irigasi ke Kementan

Senin, 12 April 2021 – 16:15 WIB
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melansir ada 3.200 hektare sawah di wilayah itu menjadi langganan kekeringan karena tak terjangkau saluran irigasi.

Pemkab Karawang mendatangi Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengatasi persoalan tersebut.

BACA JUGA: Program RJIT Kementan Terbukti Memberikan Dampak Positif

Kementan pun langsung merespons. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menjelaskan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) dilakukan dengan membenahi saluran irigasi yang bermasalah.

Selain itu juga dilakukan pemaksimalan fungsi saluran irigasi agar luas areal pertanaman bisa bertambah.

BACA JUGA: Kementan Laksanakan Kegiatan RJIT di Wilayah Bali seluas 5.245 ha

"Dengan adanya program RJIT yang merupakan bagian dari manajemen untuk memastikan ketersediaan sumber air pertanian ini diharapkan dapat memberi manfaat," ujar Mentan SYL, Minggu (11/4).

Adapun manfaat dari Program RJIT ini yakni adanya ketersediaan air untuk pertanian, menormalkan saluran irigasi yang bermasalah, lahan yang terairi menjadi lebih luas, meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas petani.

BACA JUGA: Kemnaker - Pemkab Kukar Bersinergi Mewujudkan SDM Kompeten Bidang Pertanian

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan pihaknya sudah menentukan kriteria petani atau areal pertanian yang dapat menerima RJIT ini.

"Kriterianya daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya memiliki kondisi yang baik untuk meningkatkan indeks pertanian padi sebesar 0,5. Kemudian, jaringan irigasi tersier yang sudah mengalami kerusakan dan terhubung dengan jaringan irigasi primer," ujar Sarwo Edhy.

Kriteria lainnya, jaringan irigasi yang memerlukan peningkatan fungsi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi layanan irigasi, atau merupakan jaringan irigasi desa.

Salah satu manfaat layanan yang diterima oleh petani adalah meluasnya layanan irigasi dan meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

"Dampak positif dari program tersebut yang mana indeks pertanaman pertanian makin meningkat dan produktivitas petani pun makin meningkat," pungkasnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan 3.200 hektare lahan itu berada di Kecamatan Pakisjaya, utara Karawang.

"Areal pertanian di Karawang ini mayoritas mengandalkan irigasi akan tetapi di Pakisjaya justru tak terjangkau oleh saluran irigasi," ujar Cellica.

Oleh karena itu, lanjut Cellica, pihaknya bersama dinas terkait mendatangi Kementan akhir pekan kemarin mengusulkan penyediaan prasarana dan sarana pertanian.

Termasuk usulan ketersediaan pupuk, alsintan, jalan usaha tani, RJIT serta penyediaan sarana perpompaan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang M Hanafi Chaniago mengatakan areal persawahan yang jadi langganan kekeringan ini cukup luas mencapai 3.200 hektare.

Dia menambahkan jika tak segera tertangani, maka akan memengaruhi produktivitas pertanian di Karawang.

"Selama ini untuk mengantisipasinya yakni dengan menyediakan alat pompa. Ada delapan unit pompa yang diperbantukan bagi petani di Pakisjaya saat musim kemarau," ujar Hanafi.

Namun, pompanisasi ini hanyalah solusi sementara. Sejumlah usulan penyediaan sarana dan prasarana pertanian ini, lanjut Hanafi, disebabkan Karawang tak memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan sektor pertanian.

"Semoga usulan kami ini bisa menjadi fokus perhatian pemerintah pusat supaya produktivitas pertanian di Karawang tetap terjaga," jelasnya. (*/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler