jpnn.com, JAKARTA - Program Keluarga Berencana (KB) yang dilaksanakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dinilai berhasil mengendalikan penduduk Indonesia tumbuh seimbang.
Angka Total Fertility Rate (TFR) pada 1970-an yang berada pada angka 5,6, berhasil ditekan menjadi 2,1 pada 2022.
BACA JUGA: Kepala BKKBN Usul Stunting Masuk Dalam Materi Debat Capres & PilkadaÂ
Angka ini menunjukkan pada 1970-an, satu perempuan Indonesia melahirkan 6 anak, dan melalui program KB, satu perempuan kini melahirkan hanya dua anak, sehingga penduduk tumbuh seimbang yang berdampak kepada meningkatnya pelayanan umum, seperti kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat.
Keberhasilan ini tidak bisa lepas dari dukungan berbagai pihak kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
BACA JUGA: Bicara Soal Tengkes, Megawati Memberikan Tantangan ke BKKBN
Salah satunya adalah John Hopkins University melalui John Hopkins Centre for Communication Program (JHCCP) telah 37 tahun mendukung BKKBN dalam pelaksanaan program KB.
JHCCP hadir di Indonesia pada 1986 dengan berkontribusi pengetahuan, resources dan pengalaman, dimulai dengan kampanye kondom, suami siaga dan lain sebagainya.
BACA JUGA: BKKBN Usulkan Ganjar Terima Tanda Kehormatan Presiden Gegara Penurunan Stunting
“Pada 2016-2018 kerja sama saya merasakan waktu kampanye kondom, itu saya rasakan manfaatnya di lapangan. Saat saya menjadi Kepala BKKBN pas akhir dari kerja sama untuk transisi, sehingga 2020-2024 diperpanjang. Kami mengucapkan terima kasih sebesarnya, luar biasa menyukseskan program ini,” kata Kepala BKKBN, Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) dalam acara Serah Terima dan Kesinambungan Program Sustaining Gains untuk Mendukung Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan KB antara JHCCP dengan BKKBN yang dilaksanakan pada Selasa (17/10/2023) di Hotel Sentra Cawang, Jakarta Timur.
Sekretaris Utama BKKBN Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si mengatakan selama tujuh tahun terakhir BKKBN dan JHCCP berupaya untuk bisa meningkatkan kinerja program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dengan program “Pilihanku” .
Program itu mengusung empat komponen kerja, meliputi penguatan permintaan KB, penguatan tenaga dan fasilitas kesehatan, kesehatan reproduksi remaja, dan penguatan manajemen program KB.
Melalui Program “Pilihanku” telah lahir banyak instrumen yang berhasil mengawal kesuksesan program KB.
Menurut Tavip, ada enam hal yang disumbangkan dari mitra BKKBN, JHCCP pada program “Pilihanku”.
“Pertama advokasi, kedua Kampung Keluarga Kerkualitas (Kampung KB). Ketiga e-Learning Bima (Belajar Mandiri). Keempat Leadership Sippuja (Sistem Informasi Perencanaan dan Pengukuran Kinerja); Kelima Data dashboard (Indikator Operasional Remistra dan Keluarga Berisiko Stunting), dan keenam Manajemen Rantai Pasok Sirika (Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon). Harapannya tentu kerjasama ini pemanfaatan dari program ini masih bisa kita lanjutkan dan masih bisa bertukar pikiran,” kata Tavip.
Sementara, Country Representative Johns Hopkins University Center for Communication Program Fitri Putjuk mengatakan program kerja sama pihaknya dengan BKKBN senantiasa berkesinambungan.
“Ini adalah pamitan kedua. Pada tahun 2022 lalu sudah pernah pamitan pertama. Kita punya anak namanya Jalin (Jalin Komunikasi Indonesia) yang melanjutkan program JHCCP di Indonesia,” kata Fitri.
Sedangkan Program Officer Gates Foundation Kaleigh MacDaniels yang hadir melalui daring mengatakan kerja sama JHCCP dengan BKKBN dimulai dari yang kecil.
“Jadi seperti dikatakan 30 tahun yang lalu bekerja sama dengan BKKBN. Mulai hanya kecil 11 kabupaten dan kota namun bisa diperluas menjadi skala nasional, jadi keberhasilan tentunya tidak lepas dari kerja sama dengan BKKBN dan lainnya. JHCCP bekerja sama dengan BKKBN supaya bisa memperluas skalanya. Tentunya kegiatannya tidak akan berhasil kalau tidak ada peran bapak dan ibu semua di sini. Terima kasih yang mendalam, terima kasih sekali lagi pada semua yang hadir dan semoga berjalan dengan lancer,” kata Kaleigh MacDaniels.
Dalam acara tersebut hadir juga Asia Africa Reguonal Manager JHCPP Rob Aj slie, Kepala Biro Perencanaan BKKBN Wahidin, Kepala Biro Keuangan BKKBN Soetriningsih, Kepala Pusat Pelatihan Kerjasama Internasional BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan, Direktur Analisis Dampak Kependudukan Faharuddin, Program Manager Sekretariat Stunting Nasional Ipin Z Husni, dan jajaran BKKBN dan JHCCP lainnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia