4 Fakta Kasus Kapten Sunaria Diteror Bom oleh Cucu Sendiri

Kamis, 12 Desember 2019 – 16:14 WIB
Barang bukti berupa material non-peledak yang digunakan pelaku teror bom di Palembang, Rabu (11/12/2019). Foto: ANTARA/Aziz Munajar/19

jpnn.com, PALEMBANG - Polisi berhasil mengungkap kasus teror bom di rumah purnawirawan TNI di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Berikut sejumlah fakta kasus teror yang dialami Kapten (Purn) Sunaria (65).

Pertama, pelaku teror inisial B (17) ternyata masih cucu dari pemilik rumah tersebut.

BACA JUGA: Rumah Ngadilah Jadi Sasaran Teror Bom Molotov

Kedua, motif pelaku meneror kakeknya sendiri yakni karena ingin mendapat perhatian keluarganya.

"Ada latar belakang psikologis di mana B (17) melakukan teror agar lebih mendapat perhatian dari keluarganya," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Yon Edi Winara, saat memberi keterangan pers, Rabu (11/12).

BACA JUGA: Innalillahi, Dua Pelajar Tewas di Jalan

Ketiga, pelaku juga diketahui beberapa kali membuat ulah serupa dan membuat laporan palsu penculikan yang tujuannya untuk mendapatkan perhatian keluarga.

Keempat, polisi tidak mengenakan pasal apa pun kepada pelaku. Pelaku hanya akan dibina lebih intensif oleh KPAI bersama keluarganya.

BACA JUGA: Brigadir AU Resmi Dipecat Secara Tidak Hormat

Wakil Ketua KPAI Palembang Rumjani mengatakan ulah pelaku dikategorikan kenakalan remaja yang kurang perhatian keluarga dan masih bisa dibina secara komprehensif.

"Anak ini sepertinya kurang bekal nuansa keagamaan, ia ingin diperhatikan secara penuh oleh keluarga, makanya nanti kami koordinasikan dengan keluarganya untuk pendalaman psikologi," ujar Rumjani.

Diberitakan, seseorang meneror rumah Kapten (Purn) Sunaria dengan meletakkan tas di depan rumah pada Senin pagi (9/12). Tim Jibom Brimob Polda Sumsel bereaksi cepat dengan meledakkan tas tersebut.

Setelah diperiksa lebih dalam, tas tersebut tidak berisi bom atau bahan peledak, melainkan hanya rangkaian botol yang diikat dengan kabel menyerupai bentuk bom.

"Materialnya mungkin bisa dibuat peledak tapi tidak ada sistem untuk menyambungkannya, material hanya dililit dengan lakban lalu dimasukkan ke dalam tas dan diletakkan di depan rumah, cuma yang melihat bilangnya itu bom," kata Kompol Yon Edi Winara. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler