jpnn.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru-baru ini mengungkapkan kebobrokan Pertamina, dalam sebuah video berdurasi 6 menit yang diunggah akun YouTube POIN. Video itu diunggah pada Senin, 14 September 2020 lalu.
Pernyataan Ahok itu kini menuai pro dan kontra di tanah air, karena dia sendiri adalah komisaris utama dari Pertamina. Berikut sejumlah fakta yang dibeberkan Ahok:
1. Utang Pertamina
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu membeberkan soal pengelolaan utang di perusahaan minyak milik negara. Salah satunya karena Pertamina terlalu mudah menarik utang, padahal sudah memiliki beban utang yang tinggi.
BACA JUGA: Subardi NasDem: Ahok seperti Menceritakan Cacatnya Sendiri
"Sudah utang 16 miliar dolar Amerika Serikat. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesel nih," ucap Ahok.
BACA JUGA: Ahok Seharusnya Lakukan Pembinaan & Pembenahan di Internal Pertamina, Bukan Malah Buat Gaduh
2. Impor Sumber Daya Minyak, Kok Bisa?
Selain utang, Ahok juga membuka kekurangan perusahaan terkait pengelolaan sumber daya minyak. Menurut catatannya, setidaknya ada 12 titik minyak yang bisa dieksplorasi untuk produksi minyak di dalam negeri.
Namun, BUMN itu justru lebih memilih untuk terus memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri melalui keran-keran impor. Hal ini pun sempat mengundang kecurigaannya bahwa ada praktik kotor yang dilakukan diam-diam.
"Ngapain di luar negeri. Jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak," ungkapnya.
3. Direksi Pertamina tak Wajar
Ahok juga menyinggung gaji direksi Pertamina yang dianggap tidak wajar. Sebab, sering kali seorang direksi sudah dicopot dari sebuah jabatan, tetapi masih mendapat gaji sesuai jabatan lama.
"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok.
Pria 54 tahun ini mengakui sistem tersebut yang akan dia ubah di Pertamina. Selain itu, dia pun akan memotong birokrasi soal pangkat dan menggantinya dengan jalur lelang terbuka.
4. Suka Lobi Menteri
Tak ketinggalan, Ahok juga mengkritik soal kebiasaan direksi yang disebutnya suka melobi menteri. Aib ini diketahuinya saat pergantian direksi Pertamina beberapa waktu lalu.
Bahkan, dia sebagai komisaris mengaku tidak tahu menahu kalau direksi mau diganti saat itu.
"Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujar pria kelahiran 29 Juni 1966 ini.
Ahok juga sempat menyinggung wacana membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding.
"Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Natalia