jpnn.com - JAKARTA - Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan rencana Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 berpotensi gagal.
Dia pesimistis koalisi yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu bisa terwujud.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Para Pendukung Anies Capres 2024, Patut Disyukuri
"Rencana Koalisi Perubahan untuk tahun 2024 berpotensi menjadi wacana yang hanya menjadi rencana besar saja," kata Arifki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (28/1).
Indikasinya, kata Arifki, pada saat Partai Demokrat menyatakan keseriusannya terhadap Koalisi Perubahan, justru Partai NasDem menyambangi Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB di Jakarta, Kamis (26/1). Ini indikasi pertama.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Nasib Koalisi Perubahan, yang Berharap Anies Gagal jadi Capres 2024, Simak ya
Indikasi kedua, Partai Demokrat sudah mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai bakal calon presiden.
Namun, PKS tampak gamang. Tidak tegas karena hingga saat ini belum mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Capres 2024.
BACA JUGA: Koalisi Perubahan Makin Suram, Demokrat & PKS Diprediksi Merapat ke KIB
"Koalisi Perubahan ini sepertinya memang layu sebelum berkembang. Dulu NasDem yang menunggu kepastian Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan, tetapi, saat ini sepertinya Demokrat yang menunggu keseriusan NasDem untuk melanjutkan koalisi," ujarnya pula.
Indikasi ketiga, menurut dia, dari narasi berbeda yang dimainkan oleh Partai NasDem dan Partai Demokrat memperlihatkan Koalisi Perubahan memiliki jalan sendiri-sendiri.
"Demokrat ingin duduk bersama, sedangkan NasDem ingin kembali pulang," katanya.
Indikasi keempat bahwa Koalisi Perubahan berpotensi hanya menjadi wacana, yakni adanya pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/1).
Dia menduga ada keraguan sekaligus peluang lain dari Partai NasDem dalam melanjutkan Koalisi Perubahan, yang disebabkan adanya kabar perombakan atau “reshuffle” Kabinet Indonesia Maju yang mengarah kepada menteri dari Partai NasDem karena partai itu telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi kemungkinan bisa menjadi sinyal bahwa kedua figur itu baik-baik saja atau ada kepentingan lain yang menyebabkan kedua tokoh ini kembali membuat kesepakatan ulang.
“Bisa saja kan? NasDem bakal kembali menjadi bagian penting Pemerintahan Jokowi dengan jaminan dipertahankannya menteri-menterinya di kabinet. Syarat lainnya tentu mendukung capres yang diusung oleh Jokowi di 2024," katanya.
AHY: Mas Anies Tokoh Perubahan
Sebelumnya, Kamis (26/1), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi mengumumkan partainya mengusung Anies Baswedan maju pada Pemilihan Presiden 2024.
“Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan,” kata AHY.
AHY juga menegaskan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk menentukan sosok bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024.
Sementara itu, Jumat (27/1), Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman mengapresiasi langkah Partai Demokrat atas sikap politiknya. PKS pun masih dalam proses mematangkan dukungan di internal partai.
"Seperti sudah disampaikan, itu masalah deklarasi partai per partai, tergantung proses internal masing-masing partai dan kami menghormati hak tersebut," ujar Sohibul Iman. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu