4 Karakter Nabi Muhammad yang Dapat Membuat Bangsa Indonesia Unggul

Minggu, 20 November 2022 – 15:06 WIB
Ketua DPD LaNyalla Mattalitti di Masjid Agung Al Amjad. Foto: Tim DPD RI

jpnn.com - TANGERANG - Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti meyakini Indonesia akan menjadi bangsa yang unggul dan jadi panutan jika mengamalkan empat dari sekian banyak karakter Nabi Muhammad.

LaNyalla mengungkap hal itu saat tablig akbar maulid yang diselenggarakan Keluarga Besar Alumni Ponpes Al Fatah Temboro dan Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Tangerang di Masjid Al Amjad, Kabupaten Tangerang, Minggu (20/11).

BACA JUGA: LaNyalla Sepakat dengan Elon Musk, tetapi Ada Tambahan

Karakter Nabi Muhammad yang dimaksud LaNyalla, yakni siddiq, yang artinya sesuai antara perkataan dan perbuatan, amanah yang berarti dapat dipercaya, tabligh artinya mampu menyampaikan kebaikan, serta fathonah yang artinya cerdas.

"Jika empat hal itu dapat diteladani dan diamalkan, insyaallah bangsa ini akan menjadi bangsa panutan sekaligus menjadi bangsa adidaya. Apalagi jika kualitas tersebut dilakukan oleh para pejabat dan pemegang kekuasaan negara," tutur LaNyalla.

BACA JUGA: LaNyalla Berharap Indonesia Memberikan Jalan Tengah Demi Kepentingan Dunia

Bangsa Indonesia juga akan makin besar karena masih ada para penjaga moral serta pengingat, yaitu para ulama.

"Makanya tak hanya maulid, acara haul ulama penting. Cara tersebut selain sebagai pengingat dan pemberi inspirasi, sekaligus pelecut generasi penerus," katanya.

BACA JUGA: Melihat Artefak Nabi Muhammad

Peran para ulama di negeri ini bukan saja sebagai penjaga moral. Jauh sebelum Indonesia merdeka, para ulama telah memberi kontribusi yang besar melalui kehadiran pondok-pondok pesantren sebagai entitas masyarakat madani, yang melahirkan generasi terdidik yang berakhlak.

"Kalau melihat sejarah awal kemerdekaan Indonesia, peran resolusi jihad yang dikeluarkan rois akbar NU saat itu, Hadratus Syeikh Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, yang kemudian memicu lahirnya peristiwa 10 November 1945, yang dikenal dengan Hari Pahlawan, jelas sangat berarti bagi bangsa ini," ujar LaNyalla.

Sejarah juga mencatat peran para ulama dalam memberikan sumbangan pemikiran untuk kemerdekaan RI.

"Para ulama saat itu aktif memberikan sumbangan pemikiran, terutama terkait bentuk dan dasar dari negara ini. Yang akhirnya disepakati sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI," katanya.

"Dan dasar dari negara ini adalah Ketuhanan. Seperti termaktub dalam UUD kita di Pasal 29 Ayat 1. Sungguh luar biasa sumbangsih para ulama terdahulu," imbuh LaNyalla.

Dia pun berharap Keluarga Besar Alumni Ponpes Al Fatah dan pengurus Dewan Masjid Indonesia ikut berupaya menata ulang Indonesia untuk lebih baik.

"Itulah mengapa saya menawarkan gagasan untuk mengingat dan membaca kembali pikiran para pendiri bangsa. Tentang sistem demokrasi dan sistem ekonomi yang paling sesuai dengan bangsa yang supermajemuk dan kaya akan sumber daya alam ini," ujarnya.

"Harus kembali kepada Pancasila. Agar tidak menjadi bangsa yang tercerabut dari jati diri dan karakter bangsa ini," imbuh LaNyalla.

Pada tablig akabar itu, Ketua DPD RI didampingi anggota DPD asal Banten Habib Ali Alwi dan Deputi Administrasi DPD RI Lalu Niqman Zahir.

Hadir Pengasuh Ponpes Al Fatah Temboro KH M Yusuf Al Baqir, Ketua MUI Kabupaten Tangerang KH Ues Nawawi, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Tangerang (Asda I), Yani Sutisna, mewakili Bupati, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Tangerang KH Sanwani, Ketua Alumni Jabodetabek Al Fatah Temboro, Abah Yusuf Nasir, dan para alumni Ponpes Al Fatah. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler