4 Karyawan Bank di Kepri Terlibat Pencurian Data Nasabah, Kerugian Rp 25 Miliar

Kamis, 09 November 2023 – 16:14 WIB
Konferensi pers kasus komplotan pencurian data nasabah bank di Kepri yang menimbulkan kerugian mencapai puluhan miliar rupiah. (ANTARA/Yude)

jpnn.com, BATAM - Polda Kepulauan Riau (Kepri) menangkap empat tersangka komplotan pencurian data nasabah dengan kerugian mencapai Rp 25 miliar lebih.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kepri Kombes Nasriadi menyebut keempat tersangka merupakan karyawan dua bank besar yang melakukan akses ilegal mencuri data nasabah.

BACA JUGA: Kinerja Komunikasi Baik, Bank DKI Raih Penghargaan Ini

"Dari bank Y ada satu orang tersangka inisial MI, dengan kerugian mencapai Rp 13,2 miliar. Kemudian di bank X ada tiga tersangka inisial SQ, HS, dan KS, dengan kerugian mencapai Rp 12,6 miliar," ujar Kombes Nasriadi di Batam, Kamis (9/11).

Keempat tersangka merupakan karyawan tetap. Posisi mereka di bank tersebut sebagai customer service (layanan pelanggan), kemudian bagian operator, dan marketing (pemasaran).

BACA JUGA: Dicopot dari Ketua MK, Anwar Usman Ungkap Sebuah Skenario

Para tersangka sudah melakukan aksinya selama satu tahun. Modus mereka yaitu mencari nasabah yang mereka kenal dan belum mempunyai aplikasi M-banking dan SMS banking.

Kemudian, saat para nasabah bank tersebut hendak meminta pergantian nomor sandi kartu anjungan tunai mandiri (ATM), maupun pembaruan data, di situlah para tersangka kemudian mencuri data serta uang yang ada di dalam rekening nasabah, tanpa diketahui nasabah.

BACA JUGA: Prabowo-Gibran Unggul di 2 Provinsi, Ganjar - Mahfud Kuat di Jateng, Anies-Muhaimin di DKI

Uang tersebut dipindahkan tersangka ke rekening penampung yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yang juga merupakan komplotan dari empat orang tersangka tersebut.

Kombes Nasriadi menyebut pemilik rekening penampung ada di mana-mana, seperti Jawa, Sumatra dan beberapa daerah lainnya.

"Kami sudah tahu dan sedang melakukan pengejaran terhadap pemilik rekening tersebut. Ini sindikat dan terus kami kembangkan," katanya.

Pengungkapan kasus itu berawal dari adanya laporan salah seorang nasabah yang memiliki cicilan rumah menggunakan autodebit.

Kemudian, dia mencurigai adanya pembayaran yang terbayar sebanyak dua kali dalam satu bulan.

"Dari laporan itu, kemudian kami meminta bantuan bank-bank tersebut untuk mencari tahu siapa saja yang bisa mengakses ini. Dari sana kami mendapatkan empat orang ini," terangnya.

Polisi masih mencari siapa saja korban dari pencurian data tersebut dan meminta jika ada warga yang merasa kehilangan uang seperti kasus ini, segera melaporkan ke pihak bank.

Dia juga meminta masyarakat yang belum memiliki aplikasi m-banking, agar segera mengunduhnya supaya bisa mendeteksi transaksi-transaksi yang dilakukan pada rekening.

Kemudian, masyarakat pemilik rekening bank diingatkan tidak sembarangan memberikan data kepada layanan pelanggan.

"Untuk bank ini, saya tidak boleh memberitahukan nama banknya karena akan menimbulkan kepanikan nantinya," ujar Nasriadi.

Walaupun demikian, dia tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mempunyai tabungan di bank apa saja, untuk segera mengecek transaksinya.

"Supaya uangnya terjamin dari pencurian data," tutur Nasriadi.(Antara/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler