4 Kecamatan 24 Desa Diterjang Banjir

Senin, 21 Januari 2013 – 10:09 WIB
ACEH--Cuaca ekstrem terus memayungi daerah-daerah di Aceh. Setelah pesisir pantai Banda Aceh, cuaca tak bersahabat melanda dua Kabupaten, Pidie dan Aceh Timur. Angin kencang dan hujan deras akibatkan 4 kecamatan di Pidie dan 24 desa di Aceh Timur diterjang dan terendam banjir.

Informasi dihimpun Rakyat Aceh (Grup JPNN), Minggu (20/1), hujan deras di kawasan Pidie akibatkan 4 kecamatan diterjang banjir yakni Kecamatan Keumala, Titeu, Sakti dan Kembang Tanjong. Air mulai bergerak menggenangi perkampungan penduduk sekitar pukul 02.00 WIB, dinihari. Belum diketahui berapa kerugian akibat banjir tersebut dan tidak adanya korban jiwa.

Camat Keumala, Abubakar Hamzah SE, kepada Rakyat Aceh, Minggu (20/1) mengatakan, banjir tersebut menggenangi dua gampong di Kecamatan Keumala. Yakni, Gampong Pulo Seupeng dan Papeun Nicah.

“Hujan deras tadi malam juga menyebabkan longsor di jalan Keumala Tangse, tepatnya di Glee Melinteng,” tukas Abubakar Hamzah.

"Sementara di Kecamatan Titeu, banjir sempat menggenangi Kemukiman Teumpedeng dan Kemukiman Titeu akibat meluapnya Sungai Krueng Ruko." "Sedangkan di Kecamatan Sakti satu jembatan di Gampong Mali Lamkuta Patah dihantam banjir.

"Selain jembatan ada dua rumah masyarakat di Gampong Mali Lamkuta nyaris ambruk akibat tebing sungai dikikis air ," kata Keuchik Mali Lamkuta, Razali, kepada Rakyat Aceh, kemarin.

"Adapun di Kecamatan Tiro banjir terjadi akibat meluapnya sungai Krueng Tiro, yang menyebabkan Gampong Meunasah Krueng digenangi air. Banjir juga merendam SD di gampong tersebut. Bahkan, pasar ikan yang terletak di pinggir Sungai Krueng Tiro tidak luput dari luapan air.

Hal serupa juga melanda Aceh Timur. 24 desa di Kecamatan Darul Aman – Idi Cut, Aceh Timur, sejak pagi hari, dilaporkan dikepung banjir. Akibatnya warga harus mengungsi dan aktivitas warga di kecamatan tersebut terutama dikawasan pedalaman  lumpuh total.

Menurut informasi diperoleh Rakyat Aceh, ketinggian air dipemukiman penduduk rata-rata, 50 -60 cm, bahkan jalan Negara di kawasan Gampong Baro dan Keude Idi Cut juga digenangi air.

“Pantauan kita sejak pagi, air bah mulai mengenangi pemukiman warga sejak ajm lima dini hari. Awalnya banjir terjadi didaerah pedalaman, kemudian banjir merambah kepusat ibu kota kecamatan yaitu Gampong Keude Idi Cut, “ ujar Muhammad Nasir Camat Darul Aman kepada Rakyat Aceh.

Dia menyebutkan, akibat banjir melanda 24 desa dalam Kecamatan Darul Aman, telah terjadi pengungsian kecil di 4 titik, yakni  di Desa Seunubok Tuha Sa, Desa Seunubok Tuha Dua, Desa Balang Buket dan Desa Keude Idi Cut.”Kita telah meminta kepada keuchik setempat untuk membuka dapur umum dititik pengungsian tersebut , “ ujar camat Darul Aman, seraya mengatakan, kondisi banjir di kecamatan yang dipimpinnya itu telah dilaporkan ke Sekda Aceh Timur.

Informasi yang dihimpun Rakyat Aceh, banjir juga terjadi dibeberapa desa di Kecamatan Idi Rayeuk yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Darul Aman, seperti kawasan Kuta Lawah, Teupin Batei. Sementara untuk kecamatan lainya di Aceh Timur  yang biasa terkena banjir hingga siang kemarin tidak terjadi kebanjiran.

Sedangkan di Kecamatan Idi Tunong tepatnya di Desa Buket Rumia, akibat hujan deras sejak dini hari, satu unit rumah warga terkena runtuhan tanah bukit yang ada dibelakang rumah. “ namun upaya antisipasi sudah kita lakukan dengan melakukan pengerukan dan masalah tersebut juga telah kita laporkan ke pihak kabupaten, “ ujar Sulaiman, S.Ag Camat Idi Tunong.

Hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan 17 tiang dan dua unit travo milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di kawasan Jalan Negara persisnya di Desa Paya Gajah dan Desa Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat, tumbang ke jalan.

Akibat kejadian itu, ratusan kenderan dijalan lintas Banda Aceh – Medan macet hingga 3 kilometer. Belasan tiang listrik dikawasan itu patah dan tumbang sekira pukul 04.00 WIB. Tidak ada korban jiwa  atau kerusakan kenderaan  yang ditimbulkan dari kejadian itu.

Kepala Cabang PT. PLN Persero Wilayah Langsa, Sayed Julihan Armadani, saat dihubungi Rakyat Aceh, kemarin siang mengatakan, tumbangnya 17 tiang dan 2 unit travo PLN, diperkirakan akibat pengikisan air yang ditimbulkan dari pengurukan saluran buangan banjir dikawasan itu.

Dia menyebutkan, akibat kejadian itu kerugian untuk perbaikan ulang menghabiskan anggaran lebih kurang Rp 1 Milyar, “ Kita mohon maaf kepada masyarakat jika terjadi pemadaman selama perbaikan jaringan tersebut, Isya Allah kita target 4 hari kedepan perbaikan jaringan itu akan selesai dikerjakan,” pungkas Sayed Julihan Armadani. (yas/mir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Tahun Ini Paling Parah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler