KARAWANG-Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Karawang dinilai lebih dasyat dibandingkan banjir yang pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya, luapan Sungai Cibeet dan Sungai Citarum tidak hanya merendam pemukiman yang menjadi daerah langganan banjir, tetapi juga merendam wilayah-wilayah baru yang sebagian besar merupakan daerah pertanian.
Disebut wilayah yang baru terkena banjir karena wilayh yang dimaksud sebelumnya tidak pernah terkena dampak banjir. Dan kini harus merasakan bencana banjir dengan merendam pemukiman dan area persawahan yang menjadi sumber penghasilan warga setempat.
Daerah baru tersebut meliputi Kecamatan Tirtamulya, Lemahabang dan Cilamaya Kulon yang sejak Jumat (18/1) sudah mulai merasakan luapan air yang berasal dari saluran teknis irigasi yang membentang di wilayah tersebut.
"Baru sekarang ini kami direpotkan dengan banjir. Parahnya, luapan dari irigasi ini sudah merendam area pesawahan yang memang baru beberapa hari ini mulai ditanami padi," keluh Tamin, salah seorang petani Pulojaya, Kecamatan Lemahabang, Minggu (20/1).
Ketika ditemui, area pesawahannya terlihat sudah seperti lautan. Sehingga dipastikan tanaman padi yang baru ditanamnya akan membusuk dan mengakibatkan para petani merugi. ”Kalau dalam beberapa hari ini air di pesawahan tidak surut, maka dipastikan tanaman padi yang baru seumur jagung ini akan membusuk. Berarti saya harus menanam kembali serta mengeluarkan biaya lagi," sambungnya.
Sebagai bentuk antisipasi warga telah mencoba menahan luapan air dilakukan dengan peninggian disepanjang tanggul irigasi dengan menggunakan tanah yang dimasukan ke dalam karung secara gotong royong. "Ini hanya untuk menahan sementara dan meminimaisir banjir saja, karena air memang sudah merendam pemukiman," ujar Acep, petani Kampung Bakan Goak Desa Pulojaya Kecamatan Lemahabang.
Ditempat yang berbeda yakni Kampung Cepik Desa Kertawaluya Kecamatan TIrtamulya ketinggian permukaan air irigasi membuat warga panik karena dikhawatirkan tanggul akan jebol sehingga merendam area pesawahan. Haji Kardi warga setempat mengungkapkan, warga setempat khawatir jika pintu air dari Bendungan Walahar yang menuju ke area pesawahan di Karawang bagian Timur ini dibuka, sehingga dipasatikan terjangan air akan mengarah ke wilayah pertanian, sehingga area sawah petani di korbankan. ”Jangan sampai kami gagal panen akibat banjir ini, karena tanaman padi kami baru beberapa hari," tuturnya.
Namun berdasarkan pantauan, banjir kali ini tidak hanya mengancam area pertanian di Kecamatan Tirtamulya, Lemahabang dan Cilamalaya Kulon saja, akan tetapi area persawahan di daerah-daerah lainnya yang juga menjadi andalan penghasil beras juga terancam gagal tanam akibat banjir dan itensitas hujan yang terus tinggi.(nof/lsm)
Disebut wilayah yang baru terkena banjir karena wilayh yang dimaksud sebelumnya tidak pernah terkena dampak banjir. Dan kini harus merasakan bencana banjir dengan merendam pemukiman dan area persawahan yang menjadi sumber penghasilan warga setempat.
Daerah baru tersebut meliputi Kecamatan Tirtamulya, Lemahabang dan Cilamaya Kulon yang sejak Jumat (18/1) sudah mulai merasakan luapan air yang berasal dari saluran teknis irigasi yang membentang di wilayah tersebut.
"Baru sekarang ini kami direpotkan dengan banjir. Parahnya, luapan dari irigasi ini sudah merendam area pesawahan yang memang baru beberapa hari ini mulai ditanami padi," keluh Tamin, salah seorang petani Pulojaya, Kecamatan Lemahabang, Minggu (20/1).
Ketika ditemui, area pesawahannya terlihat sudah seperti lautan. Sehingga dipastikan tanaman padi yang baru ditanamnya akan membusuk dan mengakibatkan para petani merugi. ”Kalau dalam beberapa hari ini air di pesawahan tidak surut, maka dipastikan tanaman padi yang baru seumur jagung ini akan membusuk. Berarti saya harus menanam kembali serta mengeluarkan biaya lagi," sambungnya.
Sebagai bentuk antisipasi warga telah mencoba menahan luapan air dilakukan dengan peninggian disepanjang tanggul irigasi dengan menggunakan tanah yang dimasukan ke dalam karung secara gotong royong. "Ini hanya untuk menahan sementara dan meminimaisir banjir saja, karena air memang sudah merendam pemukiman," ujar Acep, petani Kampung Bakan Goak Desa Pulojaya Kecamatan Lemahabang.
Ditempat yang berbeda yakni Kampung Cepik Desa Kertawaluya Kecamatan TIrtamulya ketinggian permukaan air irigasi membuat warga panik karena dikhawatirkan tanggul akan jebol sehingga merendam area pesawahan. Haji Kardi warga setempat mengungkapkan, warga setempat khawatir jika pintu air dari Bendungan Walahar yang menuju ke area pesawahan di Karawang bagian Timur ini dibuka, sehingga dipasatikan terjangan air akan mengarah ke wilayah pertanian, sehingga area sawah petani di korbankan. ”Jangan sampai kami gagal panen akibat banjir ini, karena tanaman padi kami baru beberapa hari," tuturnya.
Namun berdasarkan pantauan, banjir kali ini tidak hanya mengancam area pertanian di Kecamatan Tirtamulya, Lemahabang dan Cilamalaya Kulon saja, akan tetapi area persawahan di daerah-daerah lainnya yang juga menjadi andalan penghasil beras juga terancam gagal tanam akibat banjir dan itensitas hujan yang terus tinggi.(nof/lsm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Temukan Mayat Tanpa Kepala dan Badan
Redaktur : Tim Redaksi