jpnn.com, BANJARMASIN - Instruktur Safety Riding Trio Motor (Main dealer Honda Kalsel-Kalteng), Yoga Prabowo memberikan beberapa kiat berkendara aman dengan sepeda motor listrik.
Secara sederhana, pengendara harus paham terlebih dahulu perbedaan motor listrik dengan konvensional. Lantas apa saja kiatnya?
BACA JUGA: AHM Memamerkan Motor Listrik Honda EM1 e di IIMS 2023, Begini Profilnya
1. Mengenali karakter motor listrik
“Sepeda motor itu secara perawakan hampir semua sama, tetapi ada beberapa perbedaan karakter yang perlu dipahami agar berkendara selalu aman dan terhindar dari kecelakaan di jalan,” kata dia di Banjarmasin, Kalsel, Senin (5/8).
BACA JUGA: AHM Membuat Program Pelatihan Safety Riding Bagi Pemilik Honda EM1 e Series
Hal penting yang membedakan motor listrik dengan konvensional selain secara powertrain, lanjut Yoga ialah suara.
"Di sinilah yang perlu diperhatikan bagi pengendara, yang harus ditingkatkan pada awareness (kesadaran)," ucap dia.
BACA JUGA: Motor Listrik United E-Motor Perkuat Layanan Purnajual Lewat Home Service
Berkendara dengan motor listrik, menurut Yoga, memerlukan kehati-hatian ekstra karena beberapa faktor spesifik.
Motor listrik menghasilkan torsi instan yang dapat menyebabkan akselerasi langsung, sehingga pengendara perlu mengontrol kecepatan melalui pegangan gas dengan lebih hati-hati untuk menghindari kehilangan kendali.
Kemudian, motor listrik memiliki suara mesin senyap yang hampir tidak terdengar, sehingga pengendara yang baru menggunakan motor listrik perlu lebih terbiasa saat mengukur tarikan gas untuk berakselerasi dengan halus dan perlahan.
Berkat suara yang senyap, pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya mungkin tidak menyadari keberadaan motor listrik, sehingga berkendara harus lebih berhati-hati.
“Sepeda motor listrik ini kalau kita nyalakan itu nyaris tak terdengar, saat motor ditarik gasnya itu sentakannya instan dan sedikit berbeda dengan motor bensin” ungkap Yoga.
Dia menyarankan pengendara sepeda motor listrik agar membiasakan untuk selalu menarik rem ketika menyalakan motor listrik, dan melepasnya secara perlahan sembari dengan lembut menarik akselerasi pada handgrip gas.
2. Membuat rencana perjalanan
Lebih lanjut, setelah memahami karakter motor listrik, Yoga mengatakan pengendara perlu merencanakan perjalanan dengan mengukur rute, jarak, dan kapasitas jangkauan motor listrik yang akan digunakan.
Sebagai contoh, motor listrik Honda EM1 e: memiliki jarak tempuh maksimum 41,4 kilometer dengan kondisi baterai terisi penuh.
Pastikan rute yang hendak ditempuh sesuai dengan sisa baterai yang dimiliki sepeda motor, sisakan waktu untuk mengisi daya baterai di rumah.
Selain itu, pengendara perlu mengetahui lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mengisi daya, atau mengganti baterai di sepanjang rute perjalanan.
3. Menggunakan riding gear
Yoga menegaskan penggunaan riding gear itu penting, meskipun tidak bisa mencegah kecelakaan, tetapi meminimalisir dampak negatif dari kejadian tak diinginkan tersebut.
“Oleh karena itu, gunakan perlengkapan yang baik dan lengkap, seperti helm SNI, sarung tangan, jaket, hingga sepatu, tidak sekadar untuk menghindari tilang polisi, tetapi untuk keselamatan diri sendiri,” tegasnya
4. Memprediksi bahaya
Dalam hal ini, pengendara bisa menerapkan tiga mekanisme dalam memprediksi bahaya di jalan atau sedang berkendara.
"Mulai dari tahapan mengidentifikasi potensi bahaya, lalu membuat keputusan dalam mengantisipasi, dan terakhir reaksi," tegas Yoga Prabowo. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jarak Tempuh Motor Listrik Honda Maksimal 40 Km, Harganya Rp 40 Jutaan, Mahal?
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha