jpnn.com, BATAM - Empat warga Tiongkok tersangka penyeludupan 1,622 ton sabu-sabu ke Batam, Kepri, diserahkan ke Kejaksaan Negeri Batam, Kamis (21/6).
Dari hasil dari pemeriksaan diketahui keempat tersangka diupah sebesar Rp 4 miliar per orang. Namun baru dibayar Rp 2 miliar.
BACA JUGA: Kasus Sabu-sabu 1,6 Ton di Batam Segera Disidangkan
Sedangkan sisanya akan dibayarkan begitu mereka menyelesaikan pengiriman hingga ke daerah tujuan.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto menuturkan Chen Hui, Chen Yi, Chen Meisheng dan Yao Yin Fa, masih satu keluarga.
BACA JUGA: Kasus Penyeludupan 1,6 Ton Sabu-sabu Segera Disidangkan
"Satu bahasa, mungkin agar memudahkan koordinasi juga," kata Brigjen Pol Eko Daniyanto, Kamis (21/6).
Eko mengatakan saat jajaranya melakukan pemeriksaan, ke empat orang kurir tersebut tidak kooperatif. Ke empatnya lebih memilih bungkam dan irit bicara. Namun hal berbeda terjadi, ketika polisi Tiongkok memeriksa.
BACA JUGA: Puncak Arus Balik di Hang Nadim Diperkirakan H+5 hingga H+7
Mereka lebih kooperatif dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan Polisi Tiongkok. "Dari pemeriksaan yang kami lakukan dan polisi Tiongkok, terungkap bos dan tangan kanan dari jaringan ini," tuturnya.
Orang yang mengarahkan mereka (kurir sabu) menuju ke Indonesia yakni Zhan Zhen Long alias Lao Wu serta tangan kanannya Liu Bi Xiong alias Nani. Eko menuturkan kedua orang ini sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang Mabes Polri.
"Kami juga menemukan adanya indikasi Mother Ship yang memasok sabu kapal ini," tuturnya.
Eko menyebutkan kapal itu berlayar dari Guangzhou, Tiongkok tanpa membawa narkoba. Sesampai di perairan Penang, Malaysia sabu-sabu asal Myanmar ini baru dimasukan ke dalam Kapal MV Mian Lian Yu Yun 61870.
Lao Wu (DPO) selaku pengendali melalui ponsel satelit mengarahkan ke empat orang ini menuju salah satu daerah di Pantai Jawa. Di sana nantinya mereka akan dijemput dan kapal akan dibawa hingga ke daratan. Pertemuan dan transaksi disebut-sebut dilaksanakan salah satu hotel di Jakarta.
"Berhubung para kurir ini sudah tertangkap di tengah laut, komunikasi terputus. Mereka (Empat kurir) juga tidak mengetahui siapa pembelinya atau orang yang menjemput sabu ini," ungkap Eko.
Ke empat orang ini, disebutkan Eko sudah sangat berpengalaman membawa sabu ke beberapa negara di Asia Tenggara.
"Kalau melihat hasil dari pemeriksaan penyidik kepolisian narkotika Tiongkok, sepertinya mereka sudah sering melakukan giat tersebut," ucapnya.
Untuk dapat melakukan penyelidikan lebih dalam, Eko menuturkan pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Kepolisian Tiongkok. Agustus tahun ini, direncanakan jajaran Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri akan melakukan kunjungan ke Tiongkok.
"Kami ingin tahu betul seluk beluk di sana. Sekaligus menanyakan perkembangan kasus ini," tuturnya. (nji/ska)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ASDP Batam hanya Buka Pelayanan hingga pukul 20.00
Redaktur & Reporter : Budi