jpnn.com, JAKARTA - BANYAK dari kita sering menghangatkan makanan dengan alasan masih enak dan sayang jika dibuang.
Memang menghangatkan makanan itu tidak masalah, tetapi tidak semua jenis makanan bisa Anda hangatkan kembali.
BACA JUGA: 3 Makanan Ini Bikin Pria Makin Dahsyat, Istri Puas, Cepat Hamil
Khususnya makanan yang mengandung protein tinggi.
Mengapa? Karena zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut bisa rusak saat dipanaskan secara berulang-ulang.
BACA JUGA: 5 Makanan Lezat yang Bantu Mengobati Sakit Tenggorokan
Tidak hanya merusak zat gizi, bahkan pemanasan berulang bisa mengubah zat gizi menjadi zat karsinogen yang memicu sel kanker.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: 5 Makanan Sehat yang Bisa Atasi Sembelit
1. Sayuran
Sayuran hijau yang dipanaskan berulang akan mengoksidasi kandungan zat besi sehingga menghasilkan radikal bebas yang menjadi sumber penyakit.
Selain itu beberapa jenis sayuran seperti kangkung, bayam, wortel, dan seledri memiliki kandungan nitrat tinggi, jika dipanaskan berulang nitrat akan berubah menjadi karsinogenik.
2. Nasi
Nasi yang dihangatkan lebih dari satu kali akan menjadi racun.
Selain itu, menyimpan nasi terlalu lama juga mendorong pertumbuhan bakteri bacillus cereus.
Setelah nasi dipanaskan kembali, spora yang terkandung di dalam bakteri akan berkembang biak dan menimbulkan keracunan makanan jika dikonsumsi.
3. Telur
Telur merupakan salah satu makanan sumber protein tinggi yang lezat, murah dan mudah ditemui.
Namun, zat gizi dalam telur akan menghilang jika dipanaskan berulang kali.
Protein tinggi dalam telur mengandung unsur nitrogen, jika mengalami pemanasan berulang akan mengeluarkan zat karsinogenik yang menyebabkan kanker.
4. Kentang
Kentang merupakan salah satu makanan pokok yang bisa digunakan sebagai pengganti nasi.
Kentang mengandung karbohidrat dan mudah diolah menjadi panganan.
Namun tidak untuk dipanaskan berulang kali, karena jika dipanaskan berulang kali, kentang akan menghasilkan clostridium botulinum yang menyebabkan keracunan makanan.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany