4 Obat Diabetes yang Ampuh Meningkatkan Kadar Insulin

Jumat, 28 Juli 2023 – 05:59 WIB
Ilustrasi obat. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - DIABETES merupakan salah satu penyakit kronis yang bisa menyerang siapa saja.

Namun, gejala diabetes dan keparahan kondisinya masih bisa dikontrol dengan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat diabetes yang tepat.

BACA JUGA: Khusus Penderita Diabetes, Ini 5 Camilan yang Aman Anda Konsumsi

Diabetes tipe 1 yang pasti membutuhkan suntik insulin, diabetes tipe 2 umumnya bisa ditangani dengan perubahan gaya hidup sehat diabetes, seperti mengatur pola makan dan rutin olahraga.

Saat kadar gula darah yang tinggi sulit dikendalikan hanya dengan menjaga pola makan, pengobatan diabetes butuh dibantu dengan penggunaan obat-obatan, termasuk terapi insulin.

BACA JUGA: 5 Obat yang Ampuh Atasi Migrain dengan Mudah

Berikut ini adalah beberapa golongan obat untuk diabetes yang biasanya direkomendasikan dokter, seperti dilansir laman Genpi.co.

1. Sulfonilurea

Golongan obat generik untuk diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah sulfonilurea.

BACA JUGA: 4 Obat yang Bisa Mengatasi Sakit Tenggorokan, Tersedia di Apotek

Obat Sulfonilurea membantu mengendalikan gula darah dengan cara merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi.

Obat golongan sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk pasien diabetes tipe 2.

Pasalnya, orang dengan diabetes tipe 1 tidak menggunakan obat ini, karena pada dasarnya tubuh mereka tidak atau kurang memproduksi insulin.

Berikut jenis obat diabetes golongan sulfonilurea: Glibenclamide, Glimepiride, Gliclazide, Glipizide, Glimepiride.

Obat generik untuk diabetes melitus ini bisa menimbulkan efek hipoglikemia atau kondisi menurunnya gula darah dengan cepat.

Oleh sebab itu, bila kamu diresepkan obat kencing manis ini oleh dokter, Anda arus menerapkan jadwal makan yang teratur.

2. Meglitinide

Obat ini bekerja merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin.

Obat untuk diabetes melitus ini bekerja lebih cepat. Durasi efeknya pada tubuh juga lebih pendek dari pada obat golongan sulfonilurea.

Repaglinide dan nateglinide adalah contoh dari obat golongan meglitinide.

Sementara itu, salah satu efek samping yang muncul dari minum obat golongan meglitinide adalah gula darah rendah dan penambahan berat badan.

3. Metformin (biguanid)

Obat diabetes golongan biguanid salah satunya, yakni metformin.

Metformin merupakan obat kencing manis generik yang paling sering diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 2.

Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Setelah mengonsumsi metformin, tubuh bisa menggunakan insulin lebih efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.

Obat metformin generik untuk kencing manis tersedia dalam bentuk pil.

Metfomin juga memiliki efek samping seperti mual, diare, dan penurunan berat badan.

Namun, efek samping tersebut bisa hilang ketika tubuh mulai beradaptasi dengan penggunaan obat diabetes ini.

4. Inhibitor DPP-4 (gliptin)

Inkretin merupakan hormon di saluran pencernaan yang bekerja memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin ketika kadar gula darah naik.

Inkretin yang dihasilkan tubuh pada akhirnya akan dinonaktifkan oleh enzim DPP-4.

Seperti diketahui, inhibitor dipeptidil peptidase-4 (inhibitor DPP-4) atau dikenal juga dengan golongan gliptin adalah obat generik untuk diabetes melitus.

Obat gliptin ini bekerja dengan cara menghambat enzim DPP-4 sehingga inkretin tubuh akan bisa bertahan lebih lama.

Obat kencing manis ini bisa membantu mengurangi pemecahan glukosa di hati, sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi.

Biasanya obat diabetes tidak memengaruhi berat badan, gliptin mempunyai sedikit efek menekan rasa lapar, sehingga bermanfaat untuk pasien diabetes yang tidak ingin berat badannya bertambah naik.

Berikut ini jenis obat yang termasuk ke dalam golongan ini: Sitagliptin, Saksagliptin, Linagliptin, Vildagliptin, Alogliptin.

Namun, beberapa laporan mengaitkan obat ini dengan risiko pankreatitis atau radang pada pankreas.

Oleh sebab itu, informasikan kepada dokter seluruh kondisi kesehatan yang kamu miliki, terutama jika memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan pankreas.(genpi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler