4 Pemain Gaek Persija Ini Selalu Jadi Andalan, Contoh Bagi Penggawa Muda

Kamis, 14 Oktober 2021 – 08:22 WIB
Bek senior Persija Jakarta, Maman Abdurrahman. Foto: (Persija)

jpnn.com, JAKARTA - Persija Jakarta menjadi salah satu tim yang mampu mengkombinasikan pemain muda dan senior dengan baik di Seri I Liga 1 2021/2022.

Selain punya sembilan nama muda yang sudah diberikan debut profesional, Persija juga tetap mengandalkan pemain senior di tim. Siapa saja mereka?

BACA JUGA: Jelang Seri II Liga 1, Persija Punya Dua Pekerjaan Rumah

Memang, setengah Persija kini diisi pemain dengan usia 21 tahun ke bawah. Sebuah proses regenerasi yang dilakukan oleh tim pelatih untuk memaksimalkan potensi pemain muda.

Namun demikian, tetap dibutuhkan pemain senior untuk mengarahkan anak-anak muda tersebut sehingga siap dan matang dalam menjalani pertandingan di Liga 1 2021/2022.

BACA JUGA: Komentar Marko Simic Soal Performa Pemain Muda Persija

Sejumlah pemain senior yang dimaksud ialah Maman Abdurahman (39 tahun), Otavio Dutra (37), Marco Motta (35), dan Tony Sucipto (35).

Pemain-pemain yang bisa dikatakan tua di sepak bola itu tak terlihat menurun performanya. Mereka tetap bisa bersaing dan memberikan kontribusi positif untuk Macan Kemayoran. Ibarat pepatah, mereka ini tua-tua keladi. Makin tua, makin jadi.

BACA JUGA: Arema FC Fokus Mantapkan Strategi Jelang Lawan Persija

Dutra dan Tony menjadi dua pemain yang tak tergantikan dalam seri I LIga 1 2021/22. Keduanya rutin tampil sebagai starter dan tidak pernah diganti dalam laga kontra PSS, PSIS, Persipura, Persela, Persita, dan Persiraja.

Motta sebenarnya sama-sama bermain di enam pertandingan. Namun, dia sempat digantikan pada babak pertama karena mengalami cedera dalam pertandingan kontra Persiraja.

Untuk Maman, dia menjadi pilihan pelatih Persija Angelo Alessio dalam tiga laga terakhir di Seri I dan selalu bermain sejak menit awal. Mantan bek timnas Indonesia itu bahkan jadi penggawa tertua Persija yang tampil di beberapa pertandingan.

Mengomentari kondisinya dan kepercayaan pelatih, Maman memiliki tips tersendiri untuk menjaga permainannya. Dia pun memanfaatkan betul sesi latihan, sehingga pelatih melihat dan memberikan kesempatan kepadanya.

"Saya kerja di sepak bola. Saya harus hargai profesi ini. Kalau saya malas-malasan dalam berlatih artinya saya tak menghargai profesi saya."

"Jadi, saat latihan di lapangan saya harus serius. Itu cara saya menghargai profesi. Saya pun tidak pernah bercanda saat latihan," tegas Maman.

Tentu saja, sikap Maman ini bisa menjadi contoh untuk pemain-pemain lainnya. Sebab, di usia yang nyaris menembus kepala empat, Maman tetap maksimal dan memberikan performa terbaiknya untuk Macan Kemayoran. (dkk/jpnn)


Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler