4 Penyebab Angka Golput Pemilu 2019 Cukup Rendah

Jumat, 03 Mei 2019 – 07:19 WIB
Jangan Golput. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior LSI Denny JA, Adrian Sopa mengatakan, data dari pemilu ke pemilu pasca-Orde Baru menunjukkan Pilpres 2019 merupakan pesta demokrasi dengan partisipasi pemilih paling tinggi.

“Pilpres dengan tingkat golput paling rendah,” kata Adrian di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (2/5).

BACA JUGA: Perolehan Suara Neno Mengejutkan, Peringkat Kedua

Adrian menjelaskan, Pilpres 2004 jumlah golput tercatat 23, 30 persen. Pilpres 2009, tercatat angka golput naik menjadi 27,45 persen. Pilpres 2014, golput naik lagi menjadi 30,42 persen.

Pilpres 2019 berdasar hasil quick count LSI Denny JA, golput justru mengalami penurunan yakni 19,24 persen.

BACA JUGA: Boni Hargens: Gerakan Rizieq Cs Hanya Sandiwara

LSI Denny JA menemukan empat alasan golput Pilpres 2019 cenderung menurun. Pertama, mobilisasi dan seruan “jangan golput” kubu Jokowi dan Prabowo yang masif di akhir-akhir masa kampanye.

BACA JUGA: Jokowi - AHY Tampak Akrab Banget, Gerindra Apa Kabar ?

BACA JUGA: Bawaslu Salurkan Santunan Kepada Petugas Panwaslu yang Wafat Selama Pemilu 2019

Kedua, munculnya partisipasi aneka civil society yang juga membuat gerakan antigolput.

Ketiga, tingginya partisipasi segmen pemilih minoritas dengan berbagai alasan. “Salah satunya merasa terancam dengan narasi politik identitas yang menggaung di salah satu kubu,” ujarnya.

Keempat, berbagai gerakan door to door campaign atau get out the vote masing-masing kandidat, terutama kubu Jokowi melalui aneka relawannya yang masif di ujung masa kampanye. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Empat Provinsi Ini Dimenangi Jokowi, Sekarang Prabowo Berjaya


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler