jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti kabar tentang empat ribuan vaksin AstraZeneca yang kedaluwarsa di Kudus, Jawa Tengah.
"Kalau betul kadaluwarsa, itu sangat mubazir. Pantas dan wajar disorot masyarakat," kata Saleh melalui layanan pesan, Kamis (4/11).
BACA JUGA: Gawat! 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Terancam Kedaluwarsa
Menurut Saleh, apabila benar kabar tentang empat ribuan dosis vaksin Covid-19 kedaluwarsa, maka itu bakal menyulitkan percepatan vaksinasi.
Apalagi, pemerintah memasang target vaksinasi 70 persen hingga akhir tahun.
BACA JUGA: Sejumlah Negara Menghentikan Penggunaan Vaksin Moderna, Kemenkes Bilang Begini
"Kalau membaca beritanya, kejadian ini diakibatkan lambatnya distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten. Belum jelas apa yang menjadi kendala," ujar pria yang akrab disapa Bang Saleh itu.
Ketua Fraksi PAN di DPR itu mengatakan masih banyak daerah yang berjibaku meminta kuota vaksin.
BACA JUGA: Halalkan Segala Cara demi Tolak Vaksin, Demo sampai Ancam Bunuh Pejabat
Semua permintaan itu belum bisa terpenuhi akibat ketersediaan stok vaksin yang terbatas.
Namun, Saleh merasa aneh karena ada daerah yang memiliki vaksin berlimpah, tetapi telat disuntikkan kepada masyarakat sehingga menjadi kedaluwarsa.
Mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu berharap Kementerian Kesehatan ikut membantu memantau distribusi vaksin di daerah.
Sebab, kesuksesan vaksinasi ini satu di antaranya tanggung jawab Kemenkes.
"Oke karena itu, Kemenkes juga harus turun ke bawah. Berikan supervisi dan bantuan yang diperlukan," ungkap Saleh.
Legislator Daerah Pemilihan II Sumatra Utara itu mengatakan pemerintah wajib menarik vaksin yang dinyatakan kedaluwarsa.
Dia menegaskan vaksin kedaluwarsa tidak boleh disuntikkan ke masyarakat.
Menurutnya, masyarakat harus mendapat vaksin yang terbaik.
Dia berharap kasus vaksin kedaluwarsa tidak terulang lagi.
“Cuma yang perlu ditekankan, kasus seperti ini jangan sampai terulang lagi," kata Saleh. (ast/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan