41 Warga Bengkulu Tertahan di Mesir Mencapai 41 Orang

Minggu, 04 Mei 2014 – 10:38 WIB

jpnn.com - BENGKULU - Ternyata jumlah warga Bengkulu yang tertahan di Bandara Kairo Mesir, tidak hanya 12 orang melainkan mencapai 41 orang dari 51 rombongan yang melaksanakan umroh ke Mekkah Arab Saudi.

Perkembangan terbaru, puluhan warga asal Bengkulu itu bersama warga asal Jawa Barat sebanyak 5 orang dan Bali 5 Orang yang berangkat dengan travel Istiqoma Bandung tersebut sudah diselamatkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir.

BACA JUGA: Utang Obat Rp 274 Juta, Dinkes Dilaporkan ke Polisi

Mereka akan dipulangkan Senin (5/5) secara terpisah. Pasalnya rencana pemulangan mereka yang tertahan lantaran pihak agen travel yang mereka gunakan terlilit utang sebesar Rp 200 U$$ atau Rp 2 M kepada Agen Mitro di Kairo akan dibagi dua tahap.

Tahap pertama sebanyak 25 orang akan dipulangkan pada pukul 06.00 WAS dan tahap kedua sisanya dipulangkan pukul 03.00 WAS dini hari.

BACA JUGA: Pembakaran 2 Pos PT IBP Terencana

Sehingga dipastikan Rabu (6/5) dipastikan rombongan Mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Drs H Muktaridi Baijuri berjumlah 5 orang, terdiri Muktaridi Baijuri bersama istri Niswani dan tiga anaknya masing-masing Agung, Fajri, serta Tedi yang merupakan warga Timur Indah I Kelurahan Sidomulyo Kota Bengkulu.

Ada juga istri mantan Kepala Kemenag Kota Bengkulu Drs H Effendi Jhoni, mertua Kepala Kemenag Kabupaten Kepahiang Rahmadan, serta Zulkifli dan istri yang juga mantan PNS di Bagian Kelengkapan Kanwil.

BACA JUGA: Dinsos Sudah Dapat Data 800 PSK Dolly

Termasuk juga orangtua dari Zumlaili, PNS Kemenag Kota Bengkulu ditambah satu pendampingnya yakni Yusnidar yang juga dosen UMB itu dan puluhan warga Bengkulu lainnya sudah tiba di Bengkulu.

Hal itu diungkapkan istri dari salah satu jemaah yang ikut tertahan M Fajdri yakni Wiwit Angraini kepada RB kemarin, (3/5).

Dikatakan Wiwit, jemaah yang diluar Provinsi Bengkulu dalam rombongan suaminya itu hanya 10 orang dari Bali dan Jawa Barat. Sedangkan sisanya sebanyak 41 orang itu berasal dari Kota Bengkulu dan Kepahiang serta Rejang Lebong.

Semenjak terkatung-katung di KAiro Mesir itu, para jemaah diinapkan atau dutampung langsung oleh Kedubes RI di Mesir. BAik itu minum dan makan semuanya ditanggung pihak Kedubes.

Kondisi kesehatan para jemaah tidak ada yang sakit. Hanya saja mereka sudah kehabisan uang sehingga tidak bisa berpergian kemana-mana sembari menunggu untuk bisa dipulangkan dengan cepat.

"Saya memang berusaha menghubungi suami saya melalui telepon. Tetapi tidak bisa berkomunikasi. Akhirnya proses komunikasi hanya bisa melalui SMS atau pesan singkat. Saat ini para jemaah tidak lain hanya ingin cepat pulang sampai ke Bengkulu," kata Wiwit di temui di kediamannya.

Masih menurut Wiwit, proses tertahannya para jemaah itu berawal ketika mereka akan melakukan bording di Bandara Kairo Mesir. Saat itu passport mereka tidak ada dan ternyata dilarikan oleh pihak travel di Kairo Mesir.
Saat itu para jemaah sempat kebingungan. Lantaran pakaian yang ada  hanya di badan. Tetapi setelah ditelusuri, beberapa hari, didapati bahwa pakaian yang awalnya diperkirakan sudah dimasukan ke dalam pesawat itu ternyata masih tertinggal.

Akibat tertahannya itu para jemaah sudah tujuh hari harus menginap di Kedubes. Mereka kegiatannya hanya makan tidur.

Awalnya proses pemberangkatan juga dilakukan pada tanggal 19 April lalu dan pulangnya dijadwalkan 1 Mei sudah berada di Bengkulu lagi. Namun karena tertahan akhirnya harus terlantar selama tujuh hari. (che)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasad Bocah 7 Tahun Akhirnya Ditemukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler