420 Petugas Kesehatan Haji Indonesia Ditarik

Kuota Dipangkas Pengaruhi Biaya Haji

Rabu, 19 Juni 2013 – 06:39 WIB
JAKARTA - Menyusul pemangkasan kuota haji pada tahun 2013 ini, maka akan dilakukan pula pemangkasan-pemangkasan tertentu yang masih terkait dengan penyelenggaraan haji.

Salah satunya adalah tim kesehatan haji indonesia (TKHI) kloter. 420 TKHI akan dipulangkan kembali ke daerah masing-masing.

"Pemotongan kuota petugas kesehatan pasti terjadi, menyusul adanya pemotongan kuota haji tahun ini", kata Tjetjep Ali Akbar, Kepala Bidang Peningkatan Kesehatan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat acara seminar haji di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (18/6).

Menurutnya, petugas kesehatan haji akan dipangkas sesuai dengan jumlah kloter jamaah yang dikurangi. Pihaknya akan menyesuaikan jumlah TKHI yang harus dipangkas dengan jumlah calon jamaah haji yang tidak jadi diberangkatankan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

"Hal tersebut akan disesuaikan dengan jumlah pemotongan yang dilakukan Kemenag," ujarnya.  

Namun, lanjutnya, jika disesuaikan dengan pemotongan dari pihak Arab Saudi, yaitu sebesar 20 persen maka kira-kira kuota yang akan dipotong sebesar 42 ribu jamaah. Pada setiap kloter biasanya terdapat kurang lebih 300 jamaah. Dalam satu kloter tersebut, mereka akan didampingi oleh 3 orang petugas TKHI.

Sehingga, kira-kira akan ada 420 TKHI yang batal berangkat. Mereka akan dipulangkan kembali dari camp-camp kesehatan haji ke daerah masing-masing.

Mengenai daerah mana saja yang akan dilakukan pemulangan, Tjetjep menegaskan bahwa hal tersebut akan disesuaikan dengan keputusan Kemenag nantinya. Sampai saat ini, Kemenag masih belum menentukan sistem pemangkasan yang akan dilakukan.

Karena, pihak Kemenag masih mengusahakan pembatalan pemangkasan tersebut.

Pembukaan pendaftaran petugas kesehatan haji ini telah dilakukan beberapa bulan lalu. Penutupan dilakukan pada tanggal 23 February 2013. Pembukaan lowongan ini dikhususkan untuk para ahli kesehatan baik dokter, perawat, bidan, maupun ahli-ahli teknologi kesehatan lainnya.

Perekrutan petugas kesehatan haji sengaja dilakukan jauh-jauh hari agar persiapan dalam penanganan jamaah di Arab Saudi nanti lebih siap.

"Mereka diberikan pelatihan-pelatihan agar mereka tahu nanti apa yang mereka lakukan di sana sesuai dengan kondisi disana (Arab Saudi)", ungkap Tjetjep.

Rencananya, 420 TKHI ini bersama dengan TKHI lain akan diberangkatkan bersama dengan para jamaah saat pemberangkatan haji dari masing-masing embarkasi. Mereka bertugas untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji di kelompok terbang (kloter).

Namun, hal tersebut akan batal dilakukan menyusul adanya pembatasan kuota haji yang beberapa saat lalu diumumkan Pemerintah Arab Saudi kepada seluruh negara-negara penyelenggara haji di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Adapun TKHI nantinya tidak akan bekerja sendiri. Terdapat Petugas kesehatan haji indonesia (PKHI) lain, yaitu Panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan, yang bertugas menyediakan pelayanan kesehatan di daerah kerja (Daker) Jeddah, Makkah, dan Madinah.

 Tjetjep berharap untuk kuota PPHI tidak akan dilakukan pemangkasan layaknya TKHI. Karena menurutnya tenaga PPHI sudah sangat minim untuk melayani puluhan ribu jamaah haji. Sehingga ditakutkannya tidak akan maksimal dalam pelayanan nantinya.

"Petugas kesehatan itu sangat penting keberadaannya. Kalau semakin sedikit maka tidak akan berjalan", jelasnya.

Menurutnya, keluhan penyakit yang dihadapi jamaah haji di Arab Saudi akan sangat bermacam-macam. Oleh karena itu petugas kesehatan sangat penting untuk memantau dan membantu para jamaah disana. 

Selain itu Tjetjep juga menyebutkan beberapa penyakit yang sangat beresiko dihadapi oleh jamaah haji. Diantaranya, adalah penyakit jantung dan penyakit pernafasan. "Biasanya adalah jenis-jenis penyakit tidak menular yang paling banyak. Namun yang paling sering diabaikan adalah dehidrasi", tandasnya. 

Tjetjep sangat mewanti-wanti calon jamaah haji agar tidak menyepelekan masalah dehidrasi. Pasalnya, jamaah haji Indonesia yang 54 persen diisi oleh usia lanjut (di atas 60 tahun) paling sering lalai akan hal tersebut. Mereka enggan minum air yang cukup karena takut akan buang air kecil sehingga akan membatalkan wudhu.

Kemudian mereka akan kesulitan mencari tempat wudhu atau toilet sehingga mereka lebih banyak yang menahan dahaga ketimbang minum air yang cukup. "Akibatnya adalah mereka mengalami dehidrasi kronis", ungkap Tjetjep. 

Saat hal itu terjadi maka kemungkinan terburuk adalah resiko meninggal. Tanpa mereka sadari banyaknya aktifitas mereka ditambah dengan suhu udara nyaris 50 derajat celcius akan semakin mempercepat proses dehidrasi. Tanda-tanda awal dehidrasi adalah mulainya terjadi kebingungan, kemudian jamaah akan terpisah dan hilang.

"Hal tersebut paling sering terjadi. Tahun kemarin (2012) sekitar 139 jamaah yang sakit dan 100 persen dari mereka mengalami dehidrasi," jelasnya.

Oleh karena itu Tjetjep sangat berharap tidak adanya pemangkasan kuota petugas kesehatan lagi nantinya. Karena selain melayani pada bidang kesehatan, para petugas ini juga dapat mengawasi dan memperhatikan para jamaah haji di Arab Saudi. Sehingga keberadaan mereka sangat penting menurutnya. 

Ketua Komisi VIII (Bidang Keagamaan) DPR Ida Fauziyah menuturkan, pihaknya tidak mempersoalkan himbauan pemerintah supaya calon jamaah haji lansia tidak berhaji dulu tahun ini. "Sebab kondisinya memang tidak memungkinakan. Saya ke sana sekitar Februari lalu, renovasinya lumayan luas,," kata politisi PKB itu. 

Ida mengatakan DPR tetap akan meminta penjelasan resmi dari pihak Kemenag. Khususnya terkait hasil lobi dispensasi pemotongan kuota ke pemerintah Arab Saudi. Apapun hasil lobi tersebut, Ida menuturkan pihak DPR akan meminta penjelasan secara rinci. 

Misalnya nanti tetap jadi dipotong sebesar 20 persen, Ida menuturkan bisa berdampak kepada pembiayaan haji. Khususnya pembiayaan pos indirect cost yang didapat dari hasil pemanfaatan atau bunga simpanan setoran awal dana haji. Komponen pembiayaan indirect cost ini memang tidak dibebankan langsung ke masyarakat.  

Ida masih belum bisa memastikan besaran potensi pembengkakan anggaran indirect cost. "Dipastikan dulu nanti keputusan final pemangkasan kuotanya seperti apa," kata dia.  (mia/wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan jadi Inspirasi Warga China

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler