jpnn.com - JOGJA – Sebagai provinsi yang memiliki puluhan perguruan tinggi, Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata masih menghadapi persoalan buta aksara. Hingga tahun 2014 ini saja, jumlah warga DIY yang buta aksara mencapai 47.776 orang.
Kepala Dinas Pen-didikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, angka buta aksara itu memang turung dibandingkan tahun 2010 silam yang masih mencapai 66.076 orang. ”Selama kurun 2010-2014, Pemprov DIY berhasil mengurangi angka buta aksara sebanyak 18.300 orang dari total 66.076 orang. Sekarang tersisa 47.776 orang yang mengalami buta aksara, Mereka berusia 15 hingga 59 tahun,” katanya seperti dikutip Radar Jogja.
BACA JUGA: Desak Proyek di Bandara Muara Bungo Diusut
Pemprov DIY pun menerjunkan tim guna melakukan pendataan ulang warga yang masih mengalami buta aksara. Mereka ada di setiap kelurahan/desa se-DIY. Selanjutnya, warga yang masih buta aksara akan diikutkan program PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang ada di keluarahan setempat.
Dengan cara ini, Pemprov DIY optimistis pada 2017 angka buta aksara hanya tersisa 5 persen dari angka 47.776 orang. ”Kabupaten/kota di DIY sudah sepakat mempercepat penuntasan buta aksara. Kami optimistis target tersebut dapat tercapai,” tambah Aji.
BACA JUGA: Kabut Asap Makin Parah, Siang Pesawat Tak Berani Mendarat
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Ichsanuri menerangkan, buta aksara menjadi masalah serius bagi pemerintah. Sebab, warga yang masih mengalami buta aksara sulit mendapatkan informasi yang ada kaitannya dengan pribadinya termasuk menghambat kesejahteraan.
”Informasi banyak disampaikan melalui tulisan. Jika warga mengalami buta aksara, tidak bisa membaca akan ketinggalan informasi sehingga sulit berkembang,” jelas Ichsanuri.(mar/din/ong/jpnn)
BACA JUGA: Empat Proyek di Bandara Muara Bungo Dicurigai
BACA ARTIKEL LAINNYA... International Tour de Banyuwangi Ijen Dimulai
Redaktur : Tim Redaksi