5 Alasan Maruarar Dukung Megawati Terus Memimpin PDIP

Kamis, 20 Juni 2019 – 17:51 WIB
Maruarar Sirait. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dukungan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meneruskan kepemimpinan terus mengalir. Salah satunya dari politikus PDIP Maruarar Sirait.

Maruarar membeber sejumlah alasannya mendukung Mega memimpin partai lagi. Ara panggilan akrabnya menjelaskan yang pertama adalah ideologi. Menurutnya, ideologi adalah alasan utama untuk masuk partai. PDIP adalah partai nasionalis dan pancasilais sejati. Memperjuangkan ideologi Pancasila membutuhkan figur yang kuat.

BACA JUGA: Sudah Diputuskan, Semua DPD PDIP Minta Bu Mega Lagi

“Saat ini dibutuhkan pertarungan soal ideologi ini. Kami percaya Mbak Mega dengan track record, keberanian dia,” kata Ara dalam sebuah diskusi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/6).

Alasan kedua, lanjut Ara, karena Megawati solidarity maker atau pencipta solidaritas. Mega bisa diterima semua kelompok. Dia menjelaskan, struktur PDIP mulai dari ranting, anak ranting, pimpinan anak cabang, DPD kabupaten/kota, provinsi, dihuni oleh beragam orang. Ada yang berusia 40 tahunan, milenial, dan lainnya.

BACA JUGA: Genjot Konsolidasi Jelang Kongres di Bali, PDIP Gelar Rakernas Tertutup

Tidak mudah menemukan figur yang bisa menyatukan semua itu. “Ibu Mega ini dihormati karena perjuangannya di masa lalu dan sekarang, dan juga mempersiapkan pemimpin-pemimpin dari PDIP dan bangsa ke depan. Jadi solidarity maker itu adalah orang yang bisa mempersatukan,” ungkapnya.

BACA JUGA: Megawati Soekarnoputri Bakal Aklamasi Pimpin PDIP Lagi, Itu Kata Mas Pramono ya

BACA JUGA: Megawati Soekarnoputri Bakal Aklamasi Pimpin PDIP Lagi, Itu Kata Mas Pramono ya

Dia menyatakan, setiap orang punya kelebihan, tetapi untuk memastikannya bisa diterima semua kelompok menjadi lebih penting. Menurut dia, di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP sebagai partai pemenang pemilu, dan pengusung presiden punya wibawa ke luar atau ke partai-partai lain, maupun terhadap institusi negara.

“Coba bayangkan kalau semua partai pemenang, partai besar pengusung presiden tetapi ketua umumnya tidak punya wibawa yang cukup. Dalam politik ada jabatan, ada wibawa, ada respect dan itu sangat penting,” katanya.

Ketiga, Ara menegaskan Mega masih sehat. Dia menjelaskan, cukup banyak orang yang berusia 40 tahun - 50 tahun tidak bisa menjaga kesehatan, dan sudah sakit-sakitan. Nah, kata dia, meski sudah berusia cukup senior, 72 tahun, Mega masih sehat.

“Artinya, Mbak Mega bisa menjaga kesehatan dirinya dan bisa teratur. Kami doakan beliau tetap sehat ke depan,” ujarnya.

Keempat adalah aspirasi. Politisi harus mendengar aspirasi dari akar rumput. Menurutnya, akar rumput itu kekuatan PDI Perjuangan setelah ideologi dan tokoh. Dia menegaskan, ideologi PDIP Pancasila, tokohnya adalah Mega dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“PDI Perjuangan memiliki Mbak Mega yang mengontrol internal, yang punya Mas Jokowi pemimpin negara, dan dua-duanya sangat kompak dan solid,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR itu menuturkan kesolidan dan kekompakan yang dimiliki pemimpin ini sangat luar biasa. “Coba lihat, kita belajar sejarah dari partai-partai di Indonesia tidak banyak yang bisa mampu melakukan transformasi seperti itu,” paparnya.

Kelima adalah prestasi yang ditorehkan Mega. Ara menjelaskan, Mega memiliki prestasi salah satunya adalah membawa PDIP menang pemilu dua kali berturut-turut.

Pada 2014 dan 2019, PDIP menang pileg dan pilpres sekaligus. Pascareformasi tidak ada partai di Indonesia yang mampu melakukan itu. Partai Demokrat hampir melakukan itu tetapi tidak lengkap karena 2004 hanya menang pilpres dan kalah pileg, sedangkan 2009 meraih kemenangan pada dua even demokrasi tersebut.

“Jadi pascareformasi hanya satu partai yang mampu melakukan itu dan membuat sejarah yang lengkap, menang legislatif dan pilpres. Itu nggak mudah sama sekali,” katanya.

Tantangan PDIP ke depan, ujar Ara, menciptakan rekor kemenangan tiga kali berturut-turut untuk pileg dan pilpres. “Ini tentu jauh lebih sulit lagi,” katanya.

Karena itu, Ara menegaskan, lima alasan inilah yang membuat dirinya memaknai sebuah regenerasi bahwa Megawati telah berhasil melahirkan kader eksekutif seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Wayan Koster, Teras Narang dan lainnya.

Kemudian di legislatif ada Eva Kusuma Sundari, Budiman Sudjatmiko, Rieke Pitaloka, Arief Wibowo. Mereka adalah orang berkualitas dan berideologis.

“Tidak banyak yang bisa melahirkan seperti itu. Jadi record-nya (Mega) menurut saya sangat jelas,” pungkas Ara. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Majukan Kongres, Mau Percepat Kemunculan Pengganti Megawati?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler