5 Berita Terpopuler: Bu Mega Pernah Menzalimi Pak SBY? Hampir Lampu Merah, Kompol Yuni Pantas Dihukum Mati

Jumat, 19 Februari 2021 – 07:00 WIB
Presiden Ke-RI Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa 'Pak SBY'. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Selamat pagi pembaca setia JPNN.com, semoga semua pembaca dalam keadaan sehat selalu, penuh kebahagiaan, dan bersemangat serta sehat selalu.

Jangan lupa ya tetap pakai masker saat bepergian, rutin mencuci tangan dan menjaga jarak karena pandemi Covid-19 belum berakhir. Berikut kami sajikan lima berita terpopuler di JPNN.com hingga pagi ini:

BACA JUGA: Kapan Tobatmu? Baru Bebas Desember 2020, Sudah Ditangkap Polisi Lagi

 

1.  Kompol Yuni Purwanti Pantas Dihukum Mati

BACA JUGA: Polisi Gadungan ini Beraksi Menipu Korban di Kantin Polda Metro Jaya, Nyalimu Luar Biasa Mas!

Kapolsek Astanaanyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi diduga terlibat penyalahgunaan narkoba.

Indonesia Police Watch (IPW) berharap polisi menyelidiki dugaan keterkaitan sindikat bandar dalam kasus pesta narkoba yang menyeret 12 oknum polisi.

BACA JUGA: SE Terbaru BKN tentang Jabatan Fungsional ASN

Neta menilai apa yang dilakukan Kompol Yuni dan anggotanya merupakan tantangan bagi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam memberantas narkoba di Tanah Air.

Baca selengkapnya, klik link di bawah:

Kompol Yuni Purwanti Pantas Dihukum Mati

 

2. Pengakuan Marzuki Alie Mentahkan Anggapan Megawati Menzalimi SBY

Pengakuan mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie mendapat respons dari Direktur Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) Nova Andika.

Marzuki pernah menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dua kali kecolongan saat pemilihan presiden.

Pernyataan Marzuki tersebut terucap saat berbincang dengan eks politikus Partai NasDem Akbar Faisal, dalam kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.

Baca selengkapnya, klik link di bawah:

Pengakuan Marzuki Alie Mentahkan Anggapan Megawati Menzalimi SBY

 

3. Dino Patti Djalal Sebut Tanah Petani Teluk Naga Juga Dicaplok Mafia Tanah

Mantan Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengungkapkan bahwa mafia tanah yang telah memalsukan sertifikat surat rumah ibunya Zurni Hasyim Djalal melibatkan banyak aktor.

Menurut Dino, polisi baru menangkap para pemain lapangan kelas bawah, sedangkan aktor lain yang bertindak sebagai dalang dan founder (penyandang dana) belum tersentuh.

Seperti diketahui, keluarga Dino Patti Djalal telah melaporkan praktek perampasan sertifikat tanah milik ibunya pada April 2020, November 2020, dan Januari 2021 ke Polda Metro Jaya.

Baca selengkapnya, klik link di bawah:

Dino Patti Djalal Sebut Tanah Petani Teluk Naga Juga Dicaplok Mafia Tanah

 

4. Hasto Sebut Sejarah Membuktikan Pak SBY Menzalimi Diri Sendiri demi Politik Pencitraan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan mantan  Marzuki Alie tentang Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY pernah menyebut Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali.

Sebelumnya Marzuki yang juga mantan sekretaris jenderal Partai Demokrat (PD) menyatakan bahwa SBY menyebut Megawati kecolongan dua kali karena mantan Menko Polhukam itu maju sebagai calon presiden dan menggandeng Jusuf Kalla pada Pilpres 2004.

Menurut Hasto, pengakuan Marzuki itu mengingatkannya pada istrilah 'satyameva jayate' dalam bahasa Sanskerta yang artinya kebenaranlah yang akan berjaya.

Baca selengkapnya, klik link di bawah:

Hasto Sebut Sejarah Membuktikan Pak SBY Menzalimi Diri Sendiri demi Politik Pencitraan

 

5. Ekonom: Hampir Lampu Merah

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai utang luar negeri (ULN) Indonesia hampir lampu merah. 

Seperti diketahui, ULN per Desember 2020 mencapai Rp6.074,56 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 38,68 persen.

Baca selengkapnya, klik link di bawah:

Indonesia Kesulitan Bayar Utang? Ekonom: Hampir Lampu Merah


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler