jpnn.com, JAKARTA - Selamat pagi pembaca setia JPNN.com, hari ini kami sajikan berita terpopuler sepanjang Jumat (4/11) tentang guru lulus PG PPPK terbuat tetapi datanya kacau, seleksi PPPK bikin guru menangis, hingga astaga dua daerah menarik seluruh formasi PPPK Guru. Simak selengkapnya!
Jangan lupa ya, tetap pakai masker saat bepergian, rutin mencuci tangan dan menjaga jarak karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tunjangan Gaji Guru PPPK Menggiurkan, Aduh Honorer Teknis Tak Terima, Menjerit
1. Guru Lulus PG PPPK Terbuai P1, Prioritas Apaan? Kacau, Ini Data dari Bu Dirjen
Guru Lulus PG PPPK Terbuai P1, Prioritas Apaan? Kacau, Ini Data dari Bu Dirjen.
Ketentuan manis sistem seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 2022 menempatkan guru lulus passing grade (PG) PPPK 2021 sebagai pelamar kategori prioritas satu (P1).
Sebelum mencermati data Plt Dirjen GTK Kemendikbudristek Nunuk Suryani dan respons Komisi X DPR, mari simak lagi ketentuan terkait skala prioritas pelamar seleksi PPPK 2022 dan menisme penempatan guru lulus PG PPPK 2021.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: SSCASN PPPK 2022 Dibuka, BKN Sudah Punya Jadwal, Simak Omongan Suharmen
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Guru Lulus PG PPPK Terbuai P1, Prioritas Apaan? Kacau, Ini Data dari Bu Dirjen
2. 5 Kelucuan Seleksi PPPK yang Membuat Guru Lulus PG Menangis, Ya Ampun
5 Kelucuan Seleksi PPPK yang Membuat Guru Lulus PG Menangis.
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji jauh hari sebelum pendaftaran seleksi PPPK 2022 dibuka, sudah mengimbau para guru honorer agar tidak berharap banyak.
Pada 11 Maret 2022, Indra yang juga praktisi pendidikan itu berani memprediksi nasib seleksi PPPK 2022 akan lebih buruk daripada 2021.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
5 Kelucuan Seleksi PPPK yang Membuat Guru Lulus PG Menangis, Ya Ampun
3. Dua Daerah Ini Menarik Seluruh Formasi PPPK Guru 2022, Batal Buka Lowongan, Astaga!
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan sejumlah daerah mengundurkan diri dalam seleksi PPPK guru 2022.
Ada yang menarik sebagian, tetapi dua daerah malah mundur dari seleksi PPPK 2022.
"Per 2 November 2022, ada dua daerah yang mundur, yaitu Kabupaten Brebes dan Jayawijaya," kata Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR, Jumat (4/11).
Baca selengkapnya, klik link di bawah ini:
Dua Daerah Ini Menarik Seluruh Formasi PPPK Guru 2022, Batal Buka Lowongan, Astaga!
4. Guru Honorer Tak Aktif Bisa Daftar PPPK 2022, yang Mengajar Malah Gagal, Curang Lagi?
Hari kelima pendaftaran PPPK 2022, masalah tambah banyak lagi. Salah satu yang menonjol adalah guru honorer yang tidak aktif mengajar dengan mulus mendaftar seleksi PPPK.
Anehnya, guru honorer yang aktif mengajar malah gagal mendaftar.
"Ini saya dapat informasi dari kawan-kawan guru honorer yang tidak bisa mendaftar PPPK. Data mereka terkunci, padahal mereka aktif mengajar lho," kata Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Jumat (4/11).
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Guru Honorer Tak Aktif Bisa Daftar PPPK 2022, yang Mengajar Malah Gagal, Curang Lagi?
5. PPPK 2022 Dibuka, Prof Nunuk Dibombardir WA Guru Honorer, Isinya Bikin Menggeleng
Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Prof Nunuk Suryani mengaku dibombardir pesan WhatsApp guru honorer sesaat setelah pendaftaran PPPK 2022 dibuka, 31 Oktober.
Isi pesan WA dari para guru honorer itu bernada curhatan, tangisan hingga caci maki.
"Pascaseleksi PPPK guru dibuka saya 1x24 jam menerima pesan WhatsApp guru honorer. Paling banyak makian," kata Prof Nunuk Suryani dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR RI, Kamis (3/11).
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
PPPK 2022 Dibuka, Prof Nunuk Dibombardir WA Guru Honorer, Isinya Bikin Menggeleng
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Berita Terpopuler: Guru Lulus PG Punya Rencana Khusus, Pertanda Buruk bagi Honorer K2, Kenapa?
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi