5 Fakta Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Terakhir soal Nasib Pengadang Teroris

Senin, 29 Maret 2021 – 07:54 WIB
Petugas kepolisian berjaga di lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). Foto: Antara Foto/Abriawan Abhe

jpnn.com, JAKARTA - Aksi bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulsel, Minggu (28/3) pagi sekitar Pukul 10.30 WITA.

Ledakan bom bunuh diri terjadi usai umat Kristiani menjalankan ibadah Minggu Palma.

BACA JUGA: Irjen Iqbal Mengeluarkan Perintah, Anak Buah Gerak Cepat, Kolonel Gunawan Ikut Keliling

Berdasarkan video yang beredar, sebelum peristiwa tersebut terjadi, situasi di sekitar Gereja Katedral tampak normal. 

Aktivitas warga dan pengendara kendaraan bermotor yang melintasi gereja terlihat tidak ada yang mencurigakan.

BACA JUGA: 3 Poin Pernyataan Sikap FPI soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Beberapa saat kemudian, ledakan besar terjadi dari arah pintu gerbang gereja.

"Saya kira guntur, karena ledakan besar itu saya dengar pas mau lewat di lokasi tapi tidak jadi. Ledakan itu terjadi pada saat umat Kristiani hendak ibadah. Untungnya mereka belum ibadah," kata salah satu warga yang mendengar ledakan itu saat ditemui di lokasi kejadian, seperti diberitakan Fajar.co.id.

BACA JUGA: Kabar Baik untuk Pemerintahan Jokowi, Buruk bagi Moeldoko

Berikut deretan fakta peristiwa nahas tersebut.

1. Kesaksian Warga

Saele, salah seorang saksi mata mengatakan bahwa dirinya melihat sejumlah potongan tubuh manusia bertebaran di jalanan beberapa saat setelah ledakan bom.

"Seandainya motor kami melaju lebih cepat, kemungkinan kami juga terkena ledakan bom. Kami panik karena lihat potongan tubuh berserakan di mana-mana," kata Saele, Minggu.

2. Dugaan Jumlah Pelaku

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan awal, jumlah pelaku bom bunuh diri berjumlah dua orang. 

"Ada dua orang yang berboncengan menggunakan kendaraan roda dua yang nopolnya DD 5984 MD. Kendaraan itu diduga dinaiki oleh dua orang ya, yang kemudian terjadi ledakan di depan pintu gerbang gereja,” ujar Argo kepada wartawan, Minggu.

3. Jaringan Teroris JAD

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku berjumlah dua orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. 

Pelaku berjenis kelamin laki-laki yakni berinisial L. Sementara untuk pelaku perempuan masih diidentifikasi. 

"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD (Jemaah Anshrut Daulah) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ujar Listyo.

4. Jumlah korban

Berdasarkan data awal, jumlah korban meninggal dunia akibat aksi teror bom bunuh diri, yakni dua orang. Keduanya ialah diduga pelaku aksi teror tersebut.

Adapun korban luka-luka mencapai 20 orang yang terdiri dari masyarakat umum dan jemaat gereja.

5. Aksi Sekuriti Gereja Adang Pelaku

Argo menjelaskan bahwa dua pelaku bom bunuh diri sebelumnya hendak memasuki area dalam gereja. Namun, kedua pelaku diadang oleh sekuriti gereja.

"Dua orang (pelaku) yang mau masuk gereja dicegah oleh sekuriti dan kemudian terjadi ledakan," ujar Argo.

Kapolri pun mengapreasiasi keberanian sekuriti gereja yang diketahui bernama Cosman itu dalam menghalangi kedua pelaku memasuki area gereja.

"Kami merasa prihatin, sekarang (sekuriti) sedang dirawat di rumah sakit Polri karena lukanya. Semoga lekas sembuh," ujar Jenderal Listyo. (cr1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler