5 Formula PSSI Dalam Menjaga Prestasi Calon Bintang Muda Garuda

Jumat, 18 Oktober 2019 – 17:20 WIB
ILUSTRASI. Logo PSSI. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terus berusaha menjaga performa para bintang muda Tim Nasional Indonesia agar bisa berkompetitif. 

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menjelaskan, setidaknya ada lima formula untuk menjaga prestasi para bintang muda Garuda yang sudah dirintis sejak 2018 lalu.

BACA JUGA: La Nyalla Dinilai Tepat Pimpin PSSI Setelah Ada Kabar Mengejutkan dari Istana

"Pertama, para pemain muda ini akan terus ditempa dalam kompetisi berjenjang Elite Pro Academy (EPA) yang telah dirintis oleh klub-klub profesional. Di dalamnya juga ada program Garuda Select yang membuka kesempatan pemain untuk mendapatkan pelatihan dan lawan tanding terbaik," kata Ratu Tisha, Kamis, (17/10).

Kedua, Garuda Select yang merupakan bibit-bibit terbaik jebolan EPA juga akan dikirim ke negara-negara sepakbola yang lebih maju seperti Inggris dan Italia. 

BACA JUGA: Debat Caketum PSSI Tertutup, Hanya Ditonton Voters

"Kerja sama dengan Football Association (FA) Inggris membuka peluang pemain muda kita bersaing dan bermain di Eropa. Tak hanya itu, pelatih juga mendapatkan pengalaman di area coaching education sekelas klub Eropa," kata Tisha.

Formula ketiga yakni dengan membuka kerja sama dengan Royal Sports Medicine dalam upaya penanganan dan monitoring pemulihan cedera pemain. PSSI juga mendirikan medical science team sebagai implementasi menjaga bintang-bintang muda untuk tetap fit dan bebas cedera.

BACA JUGA: Komunitas Sepak Bola Sayangkan AFF Angkat Ratu Tisha Jadi Wakil Presiden

Sejauh ini PSSI sudah menjalin kerja sama dengan universitas dan membuka Tim PSSI Football Science secara terpusat. 

"Mulai tahun depan, 18 klub di Liga 1 juga akan diwajibkan punya tim football science-nya masing-masing," tutur Tisha.

Formula terakhir yang tak kalah penting kata Tisha yakni dengan meningkatkan kualitas dan profesionalitas staf medis, dokter, fisioterapis, dan ahli gizi di klub serta Sekolah Sepak Bola (SSB) yang menjadi ujung tombak bibit pemain muda. 

"Monitoring pertumbuhan fisik, nutrisi, medis olahraga juga penanganan cedera menjadi faktor krusial untuk menjaga pemain-pemain junior saat ini agar bisa terus bersaing di level senior," tandas Tisha.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler