jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, hal paling krusia saat mudik Lebaran ialah aspek keselamatan.
Dia menambahkan, berdasarkan prediksi Kementerian Perhubungan, 50 persen warga Jakarta/Jabodetabek akan mudik Lebaran.
BACA JUGA: Hadapi Puncak Mudik, Jalan Kalimalang Bekasi Selesai Diperbaiki
Sebanyak 40 persen di antaranya menggunakan tol. Sementara itu, sekitar 924 ribu pemudik akan menggunakan sepeda motor untuk kembali ke kampung halaman.
BACA JUGA: Chevrolet Siapkan Posko Mudik 2019 di 11 Titik Pulau Jawa
BACA JUGA: Pertamina Siaga untuk Kenyamanan Pemudik di Tol Lintas Sumatera
“Fenomena mudik Lebaran adalah turunnya derajat keselamatan, khususnya untuk pengguna moda transportasi darat berbasis jalan raya, angkutan penyeberangan, dan apalagi angkutan pelayaran rakyat," beber Tulus, Senin (27/5).
Dia menambahkan, perjalanan darat saat mudik Lebaran berisiko tinggi. sebab, volume traffic yang meningkat lebih dari 100 persen.
BACA JUGA: Harga Tiket Mahal, Jumlah Pemudik via Pesawat Turun
“Belum lagi jika disandera dengan kemacetan parah selama perjalanan. Keselamatan bertransportasi adalah kata kunci yang pertama dan utama," pungkas Tulus.
5 imbauan YLKI bagi pemudik:
1. Yakinkan bahwa kendaraan bermotor sudah dinyatakan laik jalan, khususnya untuk perjalanan jarak jauh. Apalagi untuk kendaraan yang sudah usia lanjut.
2. Muatan kendaraan jangan over kapasitas, baik jumlah penumpang dan atau barang/bagasi. Muatan yang berlebih akan membahayakan keselamatan berkendara.
3. Jika melewati jalan tol, pastikan bahwa saldo e-toll cukup. Jangan sampai kelabakan di jalan tol karena saldo e-toll kurang. Saat ini e-toll wajib hukumnya dalam perjalanan.
4. Ikuti dan patuhi rambu-rambu lalu lintas (lalin) yang ada. Pelanggaran rambu-rambu lalin adalah pemicu awal terjadinya kecelakaan dengan korban fatal. Jangan melawan arus atau merebut lajur orang lain. Selain membahayakan, juga akan mengakibatkan kemacetan yang mengunci.
5. Jangan memaksakan diri dengan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi hanya karena ingin cepat sampai tujuan. Lebih baik terlambat/tidak berangkat daripada berangkat tetapi tidak sampai tujuan. Beristirahatlah di rest area yang aman seperti SPBU, masjid, dan lainnya setiap 3-4 jam mengemudi. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Trans Sumatera Siap Layani Mudik Lebaran 2019, Dulu 12 Jam Kini Hanya 6 Jam
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad