5 Kesalahan Terbesar yang Dibuat Jose Mourinho, Simak di Sini

Senin, 16 Agustus 2021 – 06:04 WIB
Jose Mourinho. Foto (Marca)

jpnn.com, ROMA - Jose Mourinho merupakan sosok penuh kontroversi, tapi disisi lain juga punya banyak prestasi.

Juru taktik asal Portugal itu meraih banyak kesuksesan bersama tim yang dilatihnya. Yang fenomenal tentu saat membawa FC Porto menjuarai Liga Champions 2004 dengan bermaterikan pemain tak terkenal.

BACA JUGA: Diwarnai Empat Kartu Merah, Jose Mourinho Rasakan Kekalahan Perdana dengan AS Roma

Juga ketika mendapat treble winner bersama Inter Milan pada 2010 dengan menyabet gelar Serie A, Liga Champions dan Copa Italia.

Namun, Mourinho hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan sifat kontroversinya. Berikut kami coba himpun lima kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh The Special One -julukan Mourinho- sepanjang kariernya. Simak di bawah ini.

BACA JUGA: Jose Mourinho Idamkan Mauro Icardi Gabung ke AS Roma

5. Teori Konspirasi

Mourinho tak jarang membuat teori konspirasinya sendiri soal kekalahan yang diderita tim yang sedang dilatihnya.

BACA JUGA: Legenda Juventus Sebut Cristiano Ronaldo Egois, Kok Bisa?

Saat masa jabatan perdananya di Chelsea, Mou pernah didenda 8.900 euro karena membuat tuduhan palsu tentang wasit yang memimpin jalannya pertandingan antara The Blues vs Barcelona di Liga Champions musim 2005.

Saat itu bermain di Camp Nou, Chelsea yang kalah 1-2 dari Barca membuat Mourinho mempertanyakan objektifitas wasit Andreas Frisk di hadapan umum yang disebutnya telah melakukan konspirasi dengan pelatih El Barca Frank Rijkaard untuk melawan timnya.

Untungnya, Chelsea bisa bangkit di leg kedua yang digelar di Stamford Bridge dengan kemenangan 4-2 yang membuatnya unggul secara agregat menjadi 5-4 atas Barcelona.

4. Taktik Kuno

"Parkir Bus" kini menjadi sesuatu yang lumrah terjadi di sepak bola, dan Mourinho merupakan sosok yang lekat dengan taktik tersebut.

Strategi "Parkir Bus" merupakan sebuah taktik dalam dunia si kulit bundar di mana tim yang menggunakan strageti tersebut akan memainkan laga dengan menumpuk banyak pemain di barisan belakang.

Di Inter Milan, sepak bola pragmatisnya dipuji bak dewa, tetapi di seluruh mantan timnya di Inggris, strategi ini dicap "anti-sepak bola" karena sedikit fokus yang diberikan pada permainan penguasaan bola menyerang.

Saat Mourinho kembali melatih Chelsea pada 2013 lalu, keputusannya menuntut orang seperti Eden Hazard untuk membantu pertahanan tidaklah populer dan tampaknya menghambat bakat kreatif sang pemain.

3. Berselisih Paham dengan Klubnya Sendiri

Musim kedua Mourihno menangani Chelsea pada 2013 membawa angin segar tersendiri karena The Blues berhasil ia bawa mengangkat trofi Liga Premier 2014/15, dengan pemain-pemain seperti Hazard, Diego Costa dan Andre Schurle memainkan peran utama

Namun di musim berikutnya, entah apa yang ada dibenak Mourinho ia memilih mendaratkan dua pemain antah berantah seperti Papy Djilobodji dan Baba Rahman .

Pada musim ini juga, Mourinho mulai menemui banyak kesulitan hingga ia mengeluarkan sifat temperamentalnya.

Yang paling diingat tentu momen ketika Mourinho berselisih dengan dokter klub Eva Carneiro untuk intervensi medis di lapangan yang ia lakukan saat bermain imbang 2-2 melawan Swansea City.

Pada Desember 2015, Chelsea berada di urutan ke-16 dalam tabel Liga Premier, hanya satu poin di atas zona degradasi yang membuat Mou dipecat pemilik klub Roman Abramovich untuk kedua kalinya.

2. Tak Akrab dengan Pemain

Mourinho merupakan tipe pelatih dengan gaya meledak-ledak saat sedang memimpin timnya berlaga. Tak jarang ia menyalahkan pemainnya sendiri kala timnya tidak bermain bagus.

Di Real Madrid misalnya, Mourinho mengkritik legenda klub Iker Casillas dan berusaha menyingkirkan sang kapten dari starting XI dengan memainkan Diego Lopez.

1. Gagal Melakukan Regenerasi Klub

Sang pelatih selalu menuntut skuad kompetitif di tiap musim yang kerap membuatnya lupa akan kehadiran pemain akademi atau pemain muda.

Nama-nama seperti Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne dan Mohamed Salah tidak diberi kesempatan untuk berkembang menjadi talenta kelas dunia yang akhirnya mereka dapatkan di kemudian hari.

Obsesi Mou dengan pemain siap pakai yang mampu memberikan hasil instan telah membuat banyak anak muda menjanjikan gagal mendapatkan waktu bermain reguler.(mcr15/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Pelatih Chelsea Sayangkan Keputusan Romelu Lukaku Balik ke Inggris


Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler