5 Kiat agar Bisnis Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona

Jumat, 17 April 2020 – 20:57 WIB
Warga yang mewaspadai virus corona menggunakan masker saat melintasi kawasan MH. Thamrin, Jakarta, awal Maret lalu. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi virus corona (covid-19) bukanlah pekerjaan mudah.

Dunia usaha mengalami gangguan dari sisi supply chain, tenaga kerja, kesinambungan bisnis, hingga arus kas.

BACA JUGA: KPK Ungkap Gratifikasi di Tengah Pandemi Corona, Nilainya?

Meski demikian, celah untuk menjaga geliat usaha tetap ada. Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, kunci untuk bertahan adalah tetap optimistis dan selalu beradaptasi dengan keadaan.

“Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik pada masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan semula,” kata Johanna, Jumat (17/4).

BACA JUGA: Darurat Corona, TNI-Polri Jaga Ketat Bethel Petamburan

Pihaknya pun sudah merangkus lima hal yang harus diperhatikan para pengusaha agar bisnis tetap terjaga. Berikut ini rangkumannya:

1. Cash Management

Pengaturan arus kas menjadi kunci utama perusahaan untuk dapat melewati tantangan berat pada 2020.

Perusahaan perlu menempuh langkah-langkah untuk mengamankan persediaan kas, termasuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Misalnya, memperpanjang pembayaran kreditur, negosiasi penangguhan pembayaran sewa dan kredit bank, negosiasi dengan pelanggan untuk pembayaran lebih awal hingga mempertimbangkan keringanan pajak maupun program pemerintah yang memberikan kemudahan bagi pengusaha.

Cash Management juga meliputi bagaimana perusahaan mampu melakukan forecast keuangan jangka pendek dan menengah dengan baik.

2. Contingency Planning

Panduan tanggap darurat perlu langsung disusun untuk mengetahui apa saja sektor krusial dalam perusahaan dan memastikan strategi yang akan diambil aman untuk kelangsungan bisnis ke depannya.

Ketahui titik-titik kritis dalam rantai pasokan, menyiapkan cadangan darurat saat persediaan menipis dan mengidentifikasi pasokan alternatif termasuk dalam perencanaan darurat ini.

Pastikan juga karyawan-karyawan yang berada di posisi krusial untuk mendukung bisnis perusahaan tetap dapat bekerja dengan fleksibilitas tinggi melalui kebijakan work from home dan remote meeting.

3. Pengelolaan Pemegang Saham

Perkiraan arus kas yang baik akan menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih kuat saat berdiskusi dengan para pemegang saham.

Perusahaan harus untuk proaktif dan mengambil inisiatif untuk secara aktif berhubungan dengan otoritas pajak, pemberi pinjaman hingga supplier utama untuk tetap mendapat dukungan keuangan yang mungkin saja tersedia.

4. Perhatikan Karyawan

Memahami profil karyawan menjadi sangat penting dalam situasi ini untuk menemukan berbagai opsi untuk solusi tenaga kerja dalam perusahaan.

Pada beberapa situasi, pengusaha akan menghadapi posisi sulit antara mempertahankan karyawan atau harus melakukan pengurangan demi kelangsungan bisnis. 

Kebijakan yang jelas untuk work from home, unpaid leave hingga kapan karyawan harus dikarantina di kondisi kesehatan tertentu perlu disampaikan.

Dengan demikian, karyawan tahu bagaimana posisi mereka dan dapat menerima pesan dari pemimpin bisnis.

5. Bentuk Tim Manajemen Krisis 

Bentuk tim khusus dan pastikan perwakilan dari tiap divisi saling berkomunikasi untuk membahas dan menentukan prioritas masalah yang dihadapi perusahaan dan mengantisipasi masalah yang dapat muncul ke depannya.

Komunikasi sejak dini dan keterbukaan dengan tim dapat membangun sistem komunikasi yang sehat dan menjangkau semua karyawan baik mereka yang bekerja dari rumah maupun yang masih melakukan pekerjaan di kantor.

Komunikasi yang baik juga mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran para karyawan. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler