jpnn.com, JAKARTA - Adaptasi saat era new normal tidak hanya berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, tetapi juga keuangan.
Setelah tiga bulan terakhir produktivitas masyarakat terganggu, daya beli sebagian besar serta kondisi keuangan pribadi tentu terpangaruh.
BACA JUGA: UKM Bisa Kelola Keuangan saat Masa Krisis lewat Jurnal
Grant Thornton Indonesia menilai penyesuaian anggaran atau manajemen keuangan pribadi menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani, mengatakan, kondisi yang berdampak bagi sebagian besar industri saat ini mendorong untuk lebih tenang dan bijak dalam menghadapinya.
BACA JUGA: Pandemi Corona, Atur Kesehatan Keuangan Dengan Cara Ini!
“Tentu kondisi finansial yang dimiliki setiap keluarga memiliki kondisi berbeda-beda hingga akhir pandemi nanti,” kata dia, Kamis (25/6).
Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan, tetap produktif sebisa mungkin dan cerdas menangani keuangan pribadi adalah usaha terbaik yang dapat dilakukan saat ini,” kata dia.
Berikut ini adalah lima langkah yang perlu dilakukan setiap individu untuk mengatur keuangan pribadi dalam menghadapi new normal.
1. Review Kondisi Keuangan Pribadi
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melihat dengan cermat kondisi keuangan saat ini dari sisi pemasukan versus pengeluaran.
Identifikasi semua pengeluaran mulai dari laporan kartu kredit hingga berbagai tagihan rutin seperti listrik dan air.
Cobalah untuk lakukan review dari tiga bulan lalu dan awasi pengeluaran tahunan yang akan segera jatuh tempo seperti pajak rumah, pajak kendaraan bermotor hingga uang sekolah anak yang dibayarkan beberapa bulan di muka.
Bandingkan dengan pemasukan tetap yang diterima tiap bulan untuk mendapat jawaban apakah kondisi keuangan pribadi berisiko atau tidak.
2. Idenfikasi Kebutuhan vs Keinginan
Seringkali kita masih terjebak antara keinginan dan menempatkan hal tersebut sebagai kebutuhan.
Langkah signifikan berikutnya adalah mulai mengidentifikasi kebutuhan reguler dan menuliskan apa saja keinginan yang menyedot penghasilan maupun tabungan serta mengendalikan hasrat berbelanja atas keinginan tersebut.
Untuk lebih mudahnya, kebutuhan adalah sesuatu yang akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk hidup.
Semua yang tidak termasuk dalam kategori tersebut dapat dianggap sebagai keinginan.
3. Jangan Berutang
Hindari gaya hidup konsumtif dan terutama hindari membeli barang secara kredit.
Memasuki fase new normal kita akan memasuki fase kehidupan yang benar-benar baru dan perlu adaptasi tinggi sehingga kestabilan keuangan pribadi menjadi sangat penting.
Hindari menambah beban keuangan dalam waktu dekat dengan berutang maupun mengambil cicilan, terutama untuk barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
4. Miliki dana darurat atau emergency fund
Mengamankan persediaan dana dan mengambil langkah yang tepat perlu disusun ulang untuk memastikan pendapatan dikelola dengan sangat baik.
Fokus pada tujuan untuk menambah dana darurat atau emergency fund bisa jadi salah satu strategi.
Hal ini dapat dimulai dengan memisahkan pemasukan ke dalam rekening yang terpisah sehingga kebutuhan harian dan kebutuhan mendesak tidak tercampur.
5. Bijak berinvestasi
Jika memiliki dana mengendap, investasi pada instrumen yang tergolong mudah dicairkan seperti deposito, emas, reksadana, dan mata uang asing juga bisa dijadikan pilihan untuk memaksimalkan pemasukan.
Selalu lakukan diversikasi dan jangan berinvestasi di satu tempat saat ini. Jangan mudah tergoda dan lakukan perencanaan investasi dengan tepat.
Ingat, kita tidak tahu persis berapa lama kondisi new normal ini akan bertahan. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil