jpnn.com, LONDON - Premier League terkadang bukanlah kompetisi yang ramah bagi sejumlah pelatih top dunia.
Seringkali juru taktik kawakan yang menangani klub Inggris diberhentikan di tengah jalan akibat performa klub yang tidak sesuai harapan.
BACA JUGA: 5 Alasan Mengapa Manchester United Harus Tendang Ole Gunnar Solskjaer
Momen paling dekat ialah dipecatnya Jose Mourinho karena gagal memberikan sumbangsih positif bagi Tottenham Hotspur. Mourinho dipecat setelah bertugas hanya 17 bulan bersama Spurs.
Sebelum Mourinho, ada sejumlah manajer yang menjalani pertarungan di Liga Inggris dengan buruk. Melihat fakta itu, Jpnn.com telah menghimpun lima pelatih top yang gagal bersinar di tanah britania. Simak di bawah ini.
BACA JUGA: Diam-Diam Manchester City Incar Gelandang Kawakan Barcelona
1. Lois Van Gaal (Manchester United)
Van Gaal ditunjuk menangani United untuk menggantikan David Moyes yang dipecat. Dia datang dengan curriculum vitae alias CV mumpuni, yakni memenangi trofi Bundesliga dengan Bayern Munchen, Eredivisie dengan AZ Alkmaar, dan La Liga bersama Barcelona.
BACA JUGA: Liga Italia: Inter Milan Takluk di Kandang Elang, Rekor Ivan Perisic Berakhir Sia-Sia
Van Gaal juga membawa Belanda finis di peringkat tiga Piala Dunia 2014. Pelatih 70 tahun itu membawa secercah harapan bagi fan MU yang ingin melihat klub kesayangannya berprestasi.
Namun, itu hanya angan-angan belaka. Di tahun pertamanya, Van Gaal membawa MU finis di peringkat tiga Premier League, dan di tahun berikutnya melorot ke posisi ke lima. Dia akhirnya dipecat oleh MU pada 2016 meski sanggup mempersembahkan trofi Piala FA.
2. Felix Magath (Fulham)
Ketika Fulham menunjuk Magath sebagai kepala pelatih pada 2014, itu seperti sebuah pilihan brilian. Sebelum mendarat di Inggris, Magath pernah menangani klub-klub seperti FC Nurnberg, Eintracht Frankfurt dan Werder Bremen.
Namun, hanya tiga bulan semenjak diangkat sebagai pelatih, Magath membawa Fulham terdegradasi ke Championship usai tim asuhannya finis di posisi 19.
3. Juande Ramos (Tottenham Hotspur)
Juande Ramos mendarat di Spurs dengan prestasi mentereng, yakni membawa Sevilla menjuarai Europa League dua musim beruntun, 2005/06 dan 2006/07.
Spurs yang kala itu baru memecat Martin Jol kepincut dengan torehan Juande Ramos. Namun, mereka sepertinya keliru, Spurs terlihat biasa-biasa saja di bawah komando pelatih asal Spanyol itu.
Pada musim 2008, Ramos membawa Tottenham hanya meraup dua poin dari delapan laga. Alhasil, dia cuma bertahan setahun di Spurs. Posisinya kemudian diambil alih Harry Redknapp.
4. Andre Villas Boas (Chelsea)
Chelsea mengeluarkan dana sebesar Euro 15 juta untuk membajak Andre Villas Boas a.k.a AVB dari FC Porto pada 2011.
Saat itu AVB digadang-gadang menjadi the next Jose Mourinho karena sama-sama berasal dari Portugal. Pada 2011, dia membawa Porto meraih dua trofi bergengsi, yakni Europa League, dan Liga Portugal.
Namun, biaya besar yang dikeluarkan The Blues tak sesuai harapan. AVB membawa Chelsea tampil di bawah standar. Total pria berusia 44 tahun itu hanya bertahan sembilan bulan di London.
5. Frank De Boer (Crystal Palace)
De Boer meraih banyak kesuksesan ketika menangani Ajax Amsterdam, di mana dia memenangi empat gelar Eredivisie.
Pelatih berusia 51 tahun itu sempat mendarat di Inter Milan pada 2016. Hanya menjalani 14 laga bersama Inter, De Boer dipecat karena Nerrazurri tampil mengecewakan.
Meski begitu, Crytas Palace tetap berani berjudi mengangkat De Boer sebagai kepala pelatih mereka. Hasilnya, pria Belanda itu membawa The Eagles -julukan Crystal Palace- takluk dalam empat pertandingan liga pertama tanpa timnya mencetak satu gol pun.
Bahkan Mourinho menggambarkan De Boer sebagai manajer terburuk dalam sejarah Liga Premier.(sk/mcr15/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bintang AC Milan Jadi Perusak Masa Depan Sergio Busquets di Barcelona?
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib