5 Pesepak Bola Top yang Pernah Berselisih dengan Pelatihnya

Rabu, 08 September 2021 – 15:56 WIB
Angel Di Maria saat membela Manchester United. Foto: (Mirror)

jpnn.com, LONDON - Konflik antara pesepak bola dengan pelatih klub bukan rahasia umum lagi.

Status bintang lapangan hijau tak menjamin seorang pesepak bola akan selalu menjadi pilihan utama pelatihnya.

BACA JUGA: Waduh, Jelang Laga Italia vs Lithuania, Gli Azzurri Malah Pincang

Dari situlah terkadang muncul gesekan antara dua insan sepak bola itu. Banyak bintang top yang dipinggirkan oleh pelatihnya karena terdapat konflik di antara mereka berdua.

Tanpa perlu basa-basi, melihat fakta tersebut, kami telang menghimpun lima superstar sepak bola yang pernah berkonflik dengan manajernya. Simak di bawah ini:

BACA JUGA: Azerbaijan vs Portugal: 5 Fakta Menarik Kemenangan Pasukan Fernando Santos

5. Iker Casillas - Jose Mourinho (Real Madrid)

Sebelum kedatangan Mourinho ke Madrid pada 2010, Casillas adalah legenda hidup serta kapten tim Los Blancos.

BACA JUGA: Hasil Belanda vs Turki, Hattrick Depay Bikin Calhanolglu dan Kolega Tak Berdaya

Sang penjaga gawang selalu menjadi pilihan utama siapa pun pelatih El Real. Namun, semuanya berubah ketika juru taktik asal Portugal itu mendarat di Santiago Bernabeu.

Mourinho menggeser Casillas menjadi kiper cadangan El Real, di mana dia lebih memilih Diego Lopez sebagai penjaga gawang utama Madrid.

Dalam sebuah film dokumenter Movistar+, Casillas mengungkap bagaimana relasi buruknya dengan Mourinho.

"Ada pemogokan pemain pada Agustus 2011. Sebagai kapten, saya berbicara dengan rekan satu tim saya dan kami memutuskan bahwa kami tidak akan bermain yang berarti pertandingan pembukaan musim tidak akan dilanjutkan."

"Kami mengatakan a beberapa hal yang tidak disukai kami berdua, tetapi dibiarkan begitu saja," tutur Cassillas.

Terlepas dari konflik tersebut, Casillas secara terang-terangan menyebut Mourinho merupakan sosok yang peduli. Ketika dia terkena serangan jantung, Mourinho termasuk orang pertama yang menelepon dan menunjukkan kekhawatirannya.

4. Luke Shaw - Jose Mourinho (Manchester United)

Mourinho tampaknya benar-benar tidak menyukai Luke Shaw saat dia masih menangani Manchester United. Shaw hampir selalu jadi cadangan saat MU dinakhodai mantan pelatih Inter Milan ini.

Mourinho bahkan secara terbuka mengkritik permainan Shaw saat United bermain imbang 1-1 melawan Everton jelang akhir musim 2016/17, dengan mengatakan:

"Kami membutuhkan kualitas fisik dan teknisnya yang fantastis, tetapi dia (Shaw, red) tidak bisa bermain dengan otak saya. Usia 21 tahun saya rasa cukup untuk memahami apa instruksi saya."

"Dia memiliki masa depan di sini, tetapi Manchester United tidak bisa menunggu," tutur Mou saat itu.

Hubungan keduanya tidak pernah membaik setelahnya.

3. Yaya Toure - Pep Guardiola (Barcelona, Manchester City)

Sejak keduanya bekerja sama di Barcelona, Guardiola selalu meminggirkan Yaya Toure dari pilihan utamanya.

Sang entrenador lebih percaya lini tengah Barca dipegang oleh Sergio Busquets. Hal itu akhirnya membuat Toure memutuskan hengkang ke Manchester City pada 2010.

Di Inggris karier Toure mengkilap dan menjadi legenda hidup Man City. Namun, semuanya berubah saat Pep datang membesut City pada 2016.

Toure kembali dipinggirkan sama seperti ketika membela Barcelona. Agen pemain asal Pantai Gading itu, Dimitri Seluk, bahkan sampai angkat suara karena geram dengan sikap Guardiola.

"Ini adalah keputusan Pep dan kami harus menghormati itu. Jika dia memenangi Liga Champions untuk City maka saya akan bilang dia manajer terbaik di dunia."

"Namun, City tidak memenangi Liga Champions maka saya berharap Pep punya nyali untuk mengatakan bahwa dia salah mempermalukan pemain hebat seperti Yaya," tutur sang agen.

2. Angel Di Maria - Louis van Gaal (Manchester United)

Di Maria merapat ke Manchester United usai mengantar Real Madrid menjuarai Liga Champions musim 2013/14. Di awal kedatangannya, pemain asal Argentina ini langsung dipuji fan Setan Merah.

Namun setelah kedatangan Louis Van Gaal ke MU, Di Maria tak ubahnya seorang pecundang karena jarang mendapat kesempatan bermain.

Bahkan Di Maria menyebut Van Gaal adalah pelatih terburuk yang pernah memimpinnya.

"Masalah saya di Manchester adalah pelatihnya. Van Gaal adalah yang terburuk dalam karier saya. Saya akan mencetak gol, assist, dan hari berikutnya dia akan menunjukkan operan saya yang salah," tutur Di Maria.

1. Miralem Pjanic - Ronald Koeman (Barcelona)

Banyak publik mempertanyakan alasan Barca mendaratkan Pjanic dari Juventus ke Camp Nou pada musim panas 2020. Apalagi Barcelona melakukan pertukaran dengan melepas Arthur Melo yang lebih muda dan menjanjikan, demi mengontrak pemain berusia 30 tahun.

Pjanic terbukti tidak cocok untuk El Barca dan hanya menjadi starter dalam enam pertandingan La Liga pada musim debutnya di Spanyol.

Gelandang asal Bosnia ini kecewa dengan sikap pelatih Barcelona Ronald Koeman yang tak kunjung memberinya kesempatan bermain sebagai pilihan utama.

"Dia (Koeman, red) tidak mencoba menjelaskan sesuatu kepada saya atau menemukan solusi. Saya akan bertanya kepadanya apa yang dia inginkan dari saya, posisi atau apa yang saya lakukan dengan baik atau buruk," tutur dia.(mcr15/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Bek Terbaik di Dunia? Donny van de Beek Punya Jawabannya


Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler