jpnn.com, JAKARTA - Menurut hasil sensus 10 tahunan 2020, Indonesia memiliki sekitar 190 juta penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun. Rentang usia ini didominasi oleh Generasi Milenial (25.87%) dan Generasi Z (27.94%) yang menjadi talent di berbagai industri, mulai dari startup, tenaga ahli, sampai wirausaha.
Guna mendorong lebih banyak generasi muda yang berkarakter dan terampil, dunia pendidikan perlu menerapkan keseimbangan antara keterampilan teknis (hard skill) dan non-teknis (soft skill) seperti yang kerap disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melalui program Kampus Merdeka.
BACA JUGA: Makin Profesional, Humas Pemerintah Belajar dari TikToker Muda
Sejalan dengan pemerintah, SCG sebagai perusahaan terkemuka ASEAN konsisten berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui program beasiswa SCG Sharing the Dream sejak tahun 2012.
Lebih dari 3.500 beasiswa telah diberikan untuk pelajar SMA dan S1 di Indonesia.
BACA JUGA: Mercedes-AMG CLA 35 4Matic 2019 Menyasar Profesional Muda
Selain menyalurkan dana pendidikan, SCG juga memperluas lingkup program dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi siswa, salah satu tujuannya guna meningkatkan daya saing mereka di dunia profesional.
“Tahun ini, kami mengusung pelatihan soft skill bertema manajemen proyek. Kami ingin agar generasi muda semakin adaptif, mandiri, dan punya kemampuan pemecahan masalah yang baik, untuk dirinya sendiri dan sekitarnya. Ini salah satu soft skill yang relevan dan semakin dibutuhkan di masa depan, khususnya di era industri 4.0 dan ekonomi digital yang serba dinamis,” kata Presiden Direktur PT SCG Indonesia Pathama Sirikul.
BACA JUGA: Sekjen Anwar Sanusi: PNS Kemnaker Siap Jadi Pegawai Tangguh dan Profesional
Salah satu penerima beasiswa SCG Sharing the Dream 2021 Theonaldo Vincentius yang berkuliah di Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro mengungkapkan bahwa pelatihan dari expert yang aplikatif untuk dunia kerja amat berharga. Sebab, pengetahuan ini tidak selalu dipelajari melalui pendidikan formal.
“Pelatihan ini memperkaya wawasan kami sebagai mahasiswa di luar bidang akademis, di mana kami bisa belajar leadership lewat mengelola project dan bisa kami implementasikan untuk kegiatan organisasi maupun tugas perkuliahan. Kami berharap, kedepannya kesempatan ini semakin banyak sehingga meningkatkan kesiapan kami masuk ke dunia profesional,” kata Theonaldo.
Lantas, apa itu manajemen proyek? Manajemen proyek adalah penerapan ilmu, keterampilan, alat, dan metode yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mencapai target.
Agar lebih mudah memahami konteks, kamu bisa memposisikan dirimu sebagai mahasiswa yang sedang tugas akhir dengan kelompok, dan target kamu adalah lulus dari kampus. Berikut langkah-langkah manajemen proyek ala SCG:
1. Susun kerangka pekerjaan kamu
Pertama-tama tentukan target dan susun hal-hal yang menjadi standar keberhasilan proyek kamu. Kumpulkan data-data yang berguna dalam membuat kerangka (framework) pekerjaan, seperti riset, brainstorming, focus group discussion, bahkan, jangan ragu untuk benchmark dengan proyek sejenis.
2. Tentukan lingkup pekerjaan kamu (dan tim)
Setelah punya kerangka pekerjaan, bagilah pekerjaan tersebut dengan rinci, atau dikenal sebagai Work Breakdown Structure (WBS). Identifikasi pekerjaan sesuai tahapan dan skalanya, lalu tentukan masing-masing individu yang bertugas. Pastikan beban kerja setiap anggota tim proporsional agar load pekerjaan seimbang.
3. Atur timeline proyek
Rencana tidak lengkap tanpa alur serta tenggat waktu pengerjaan. Dengan penjadwalan yang baik serta komitmen dalam menjalankannya, proyek dapat berjalan lebih sistematis. Jika ada tahapan yang terlanjur lewat tenggat waktu, segera kerahkan salah satu anggota tim untuk membenahinya agar tidak membebani kerja tim lainnya. Jika proyek bisa dikerjakan dengan lebih cepat, itu berarti pengerjaan proyek efisien.
4. Rencanakan anggaran
Buat perkiraan anggaran pekerjaan individu atau tim untuk menetapkan biaya dasar. Tentukan mana biaya yang langsung dan tidak langsung, variabel tetap dan variabel semi, variabel berulang dan tidak berulang. Pekerjaan yang baik adalah yang tidak hanya cepat selesai secara waktu, tapi juga efisien secara biaya. Untuk tugas pribadi seperti tugas akhir kuliah pun, budgeting perlu diperhitungkan. Jika tugas akhir tersebut molor, akan ada budget tambahan di luar budget perencanaan yang timbul seperti biaya pertambahan durasi kuliah, operasional, makan, dan sebagainya.
5. Memantau dan mengevaluasi jalannya proyek
Begitu semua prosesi persiapan di atas sudah dilakukan semua, tahapan berikutnya adalah memonitor semua proses. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menunjuk tim yang meninjau, mengevaluasi, menyetujui, mengundur, atau menolak perubahan dalam proyek. Tim ini juga bisa diperluas fungsinya sebagai tim evaluasi untuk menilai hasil proyek secara komprehensif dan mengimprovisasi pengerjaan berikutnya. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil